Jakarta (ANTARA) - Pemerintah Kota (Pemkot) Jakarta Timur (Jaktim) menyebutkan pembangunan instalasi biogas komunal bukan hanya untuk menyediakan energi alternatif bagi warga, tetapi juga menjadi upaya mencegah penyakit akibat perilaku buang air besar sembarangan (BABS).
"Instalasi biogas komunal juga mampu mengatasi pembuangan BAB massal ke kali yang selama ini menimbulkan penyakit dan berpotensi menyebabkan stunting," kata Wakil Walikota Jakarta Timur Kusmanto di Cipinang Melayu, Makasar, Jakarta Timur, Jumat.
Dia mengatakan BABS merupakan salah satu sumber utama pencemaran yang memicu penyakit berbahaya dan turut meningkatkan risiko stunting di wilayah tersebut.
"Jakarta Timur ini stunting-nya cukup tinggi, dan salah satu pemicunya adalah kebiasaan masyarakat BAB buangnya ke saluran," ujar Kusmanto.
Menurut dia, bakteri dari tinja dapat berkembang biak dengan cepat di aliran kali dan memicu berbagai penyakit infeksi. Terlebih, BABS merupakan masalah kesehatan lingkungan serius di permukiman padat di Jakarta Timur.
Limbah tinja yang langsung dibuang ke sungai atau saluran air mengandung bakteri, virus, dan parasit yang dapat menyebabkan diare, infeksi saluran pencernaan, cacingan, penyakit kulit, serta gangguan tumbuh kembang pada anak.
"Bakteri itu berkembang di kali. Kalau dibiarkan, ini bisa menimbulkan penyakit dan jadi penyebab stunting," ucap Kusmanto.
Anak-anak yang sering bermain di sekitar saluran air tercemar pun menjadi kelompok yang paling rentan terpapar.
Baca juga: Pramono resmikan tangki septik komunal berbasis biogas di Pekayon
Untuk memutus rantai penyebaran penyakit tersebut, Pemkot Jakarta Timur membangun delapan instalasi biogas komunal. Tiga di antaranya telah beroperasi di Pekayon, Rambutan, dan Bidara Cina.
"Yang tadinya masyarakat buang BAB ke kali, sekarang dibuang ke sistem komunal. Dikumpulkan, ditampung, lalu diolah menjadi energi. Gasnya bisa dipakai memasak, bahkan jadi listrik," jelas Kusmanto.
Dengan sistem tersebut, limbah tinja tidak lagi mencemari sungai, patogen berbahaya dimusnahkan melalui proses pengolahan, dan hasil olahannya berubah menjadi energi bersih yang kembali ke masyarakat.
Teknologi itu terbukti efektif mengurangi potensi penyebaran bakteri penyebab penyakit, sekaligus memberikan manfaat ekonomi bagi warga karena menghemat biaya energi.
Lebih lanjut, dia menuturkan selain pembangunan infrastruktur, Pemkot Jaktim aktif melakukan edukasi dan sosialisasi mengenai bahaya BABS.
Sejumlah kelurahan telah mendeklarasikan Stop BABS atau Open Defecation Free (ODF) yang artinya warga berkomitmen berhenti buang air besar sembarangan.
"Kita sudah tekan beberapa kelurahan untuk deklarasi ODF. Orang buang air besar sembarangan itu tidak boleh. Untuk yang tidak punya septic tank, kita buatkan septic tank komunal dengan memanfaatkan fasilitas sosial (fasos) dan fasilitas umum (fasum)," tutur Kusmanto.
Baca juga: Pembangunan tangki septik komunal terintegrasi dinilai layak apresiasi
Dengan saluran tinja warga yang terhubung ke instalasi biogas, maka lingkungan menjadi lebih higienis, air sungai lebih bersih, dan kasus penyakit berbasis lingkungan dapat ditekan.
Sebelumnya, Wali Kota Jakarta Timur Munjirin menjelaskan sampai dengan saat ini, instalasi biogas yang terdapat di tiga titik telah melayani 439 kepala keluarga (KK) atau sekitar 2.400 jiwa.
Selain itu, program tangki septik komunal tanpa biogas juga terus berjalan dan telah menjangkau hampir 3.000 KK di berbagai wilayah.
"Dari groundbreaking di Bidara Cina sampai sekarang, sudah hampir 3.000 KK terselesaikan. Ini akan terus berlanjut," kata Munjirin di Pekayon, Jakarta Timur, Kamis (13/11).
Lebih lanjut, dia mengungkapkan pihaknya mampu menekan angka BAB sembarangan menjadi nol persen melalui sistem tangki septik komunal tersebut.
Dalam program itu, limbah dari sistem tersebut diolah menjadi biogas dan disalurkan ke rumah-rumah warga.
Munjirin menambahkan keberhasilan itu tidak hanya soal infrastruktur, tetapi juga hasil dari edukasi dan partisipasi masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan.
Baca juga: Pemkot Jaktim kebut pembangunan tanki septik komunal di tiga kelurahan
Baca juga: Pembangunan tangki septik komunal di DKI dinilai perlu dipercepat
Pewarta: Siti Nurhaliza
Editor: Rr. Cornea Khairany
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.


















































