Wamena (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jayawijaya, Papua Pegunungan menyatakan pascabencana alam banjir dan tanah longsor fokus yang akan dikerjakan adalah normalisasi Sungai Baliem.
Bupati Jayawijaya Atenius Murib di Wamena, Senin mengatakan normalisasi Sungai Baliem akan dilakukan setelah banjir ini usai.
“Kalau sekarang normalisasi tidak bisa dilakukan karena intensitas hujan mulai ringan hingga lebat masih terjadi dan permukaan air Sungai Baliem pun belum surut,” katanya.
Menurut dia, normalisasi akan efektif dikerjakan pada saat musim panas dan itu pihaknya telah memikirkannya.
Baca juga: Pemprov Papeg dan Pusat kolaborasi tangani banjir Jayawijaya
“Kami akan coba segala upaya, setelah bencana ini berakhir untuk melakukan normalisasi Sungai Baliem. Cara bagaimana, nanti kami membahasnya dengan orang-orang yang memiliki kapasitas di bidang itu,” ujarnya.
Dia menjelaskan, selain normalisasi Sungai Baliem, pihaknya juga fokus untuk mensosialisasikan bahaya penebangan liar di kawasan hutan di Kabupaten Jayawijaya.
“Kebiasaan masyarakat menebang untuk mencari kayu bakar ini yang harus dihentikan, kalau ingin daerah ini ke depan terhindar dari musibah banjir. Banjir ini paling terparah, maka perlu kesadaran semua masyarakat untuk kembali menjaga alam,” katanya.
Dia menambahkan, menurut prakiraan cuaca Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) melalui Stasiun Meteorologi Kelas III Wamena bahwa cuaca ekstrem masih akan terjadi tujuh hari ke depan.
“Pada kesempatan ini kami mengingatkan kepada masyarakat di 40 distrik khususnya 21 distrik di bantaran Sungai Baliem untuk meningkatkan kewaspadaan saat cuaca ektrem saat ini. Sejumlah logistik telah kami distribusikan ke-34 titik banjir termasuk enam titik yang mengalami tanah longsor,” ujarnya.
Baca juga: Dinkes Jayawijaya siagakan nakes 40 puskesmas selama banjir-longsor
Baca juga: BNPB: Status tanggap darurat Jayawijaya sesuai prosedur kebencanaan
Pewarta: Yudhi Efendi
Editor: Sambas
Copyright © ANTARA 2025