Pemkab Badung kurasi produk UMKM jelang Badung UMKM Week 2025

2 months ago 18

Badung, Bali (ANTARA) - Dinas Koperasi, UKM, dan Perdagangan Kabupaten Badung, Bali, melaksanakan proses kurasi dan seleksi produk UMKM jelang pelaksanaan Badung UMKM Week Tahun 2025.

“Melalui tahapan kurasi ini, nantinya akan ada 28 peserta dari 65 UMKM pendaftar yang mengisi stan pameran UMKM pada acara utama,” ujar Plt. Kepala Diskop UKMP Badung Anak Agung Ngurah Raka Sukadana di Mangupura, Kabupaten Badung, Jumat.

Ia mengatakan melihat dari hasil kurasi itu, kualitas dan kreativitas produk UMKM di Badung sangat membanggakan dan sangat layak bersaing.

“Hal ini menjadi bukti nyata kontribusi UMKM dalam menggerakkan ekonomi kerakyatan di desa, yang juga menjadi perhatian utama Bupati dan Wakil Bupati Badung,” kata dia.

Raka Sukadana menjelaskan untuk mendukung sektor UMKM Pemkab Badung juga memiliki program Subsidi Kredit Usaha Mikro Badung Sejahtera (Sidikumbara).

Program subsidi kredit yang semula bernilai Rp25 juta kini telah ditingkatkan menjadi Rp100 juta sebagai bentuk dukungan penuh pemerintah terhadap penguatan ekonomi desa.

Pihaknya juga berharap ke depannya para pelaku UMKM di Badung bisa membentuk semacam holding atau kelompok usaha sejenis.

“Dengan begitu, produk-produk unggulan dapat diarahkan untuk ekspor dengan dukungan pendampingan mulai dari permodalan, produksi, hingga pengemasan,” kata dia.

Kepala Bidang UMKM dan Kewirausahaan Diskop UKMP Badung I Made Wirya Santosa, menambahkan pihaknya melakukan kurasi tersebut karena keterbatasan ruang pada kegiatan yang akan berlangsung di kawasan wisata Kuta pada 19-25 Agustus mendatang.

“Banyaknya pelaku UMKM yang mendaftar menunjukkan antusiasme tinggi. Namun karena keterbatasan tempat, kami melakukan kurasi agar hanya yang benar-benar memenuhi kriteria yang bisa tampil,” kata dia.

Menurut dia, kurasi bukan berarti mengecilkan kualitas produk UMKM yang tidak terpilih, tetapi sebagai upaya untuk menyeleksi produk dengan standar tertentu.

Pada seleksi itu pihaknya memiliki kriteria seleksi meliputi orisinalitas, kreativitas, dan penampilan produk, sedangkan untuk produk olahan pangan, penilaian hanya difokuskan pada rasa.

“Produk olahan pangan dengan tampilan dan inovasi bagus saja tidak cukup. Jika rasanya tidak sesuai dengan selera pasar, maka sulit bersaing,” pungkas Wirya.

Baca juga: Pemkab Badung tingkatkan kemampuan desain mode bagi pelaku UMKM

Baca juga: Pemkab Badung-BPD Bali kerja sama tingkatkan akses permodalan UMKM

Baca juga: Gerakkan UMKM, Pemkab Badung hibahkan gedung Pasar Seni Kuta

Pewarta: Fikri Yusuf/Rolandus Nampu
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |