Pemerintah optimalkan PLTS guna wujudkan target swasembada energi

2 hours ago 2
Pemerintah mendukung PLTS ini sebagai sumber energi yang harus dioptimalkan dan dikembangkan sekarang dan ke depannya

Jakarta (ANTARA) - Pemerintah mengoptimalkan pemanfaatan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) dalam rangka mewujudkan target swasembada energi sesuai pilar kedua Astacita.

Tenaga Ahli Menteri ESDM Satya Hangga Yudha Widya Putra, dalam keterangannya di Jakarta, Kamis, mengatakan sektor energi baru dan terbarukan (EBT) di Indonesia memasuki babak baru dengan target besar dan fokus pada PLTS berkapasitas 100 GW.

"Target kita sudah clear. Pemerintah mendukung PLTS ini sebagai sumber energi yang harus dioptimalkan dan dikembangkan sekarang dan ke depannya," jelasnya saat menjadi keynote speech dalam acara "Solar & Storage Live Indonesia 2025" di Tangerang, Banten, Kamis.

Hangga, panggilannya, menjelaskan harga listrik PLTS semakin kompetitif dari waktu ke waktu.

Hal ini didorong oleh perkembangan teknologi, meningkatnya kesadaran global, serta banyaknya investor dan teknologi yang tersedia.

Menurut dia, kendaraan listrik juga menjadi salah satu momentum karena PLTS bisa digunakan untuk mengisi daya listriknya.

Secara keseluruhan, Indonesia memiliki potensi pemanfaatan EBT yang besar, yakni mencapai 3.687 GW, yang mayoritas atau 3.294 GW berasal dari energi surya.

"Dibandingkan dengan kapasitas PLTS terpasang saat ini yang masih sekitar 916 MW, potensi ini wajib dioptimalkan, terutama dengan harga battery energy storage system (BESS) yang semakin kompetitif," sebut Hangga.

Sebagai contoh, program dedieselisasi atau konversi PLTD ke EBT dan penggunaan PLTS atap untuk skala rumah tangga sekitar 10-20 kW, dapat terus digencarkan.

Hangga juga menekankan bahwa kebijakan PLTS harus sinkron dengan kondisi lapangan khususnya dari segi iklim, cuaca, lahan, dan regulasi.

Regulasi PLTS atap yang sudah lama perlu dikaji ulang, apakah masih relevan atau butuh dimodifikasi, baik itu melalui peraturan menteri, peraturan presiden, maupun peraturan pemerintah.

Hangga juga mengatakan tantangan pengembangan PLTS meliputi investasi awal yang masih tinggi (capital expenditure), dan masalah intermitensi atau ketidakpastian suplai listrik karena tergantung cuaca.

"Program konversi PLTD menjadi PLTS di daerah 3T juga harus diiringi dengan penguatan infrastruktur baik on-grid maupun off-grid, dan sistem penyimpanan daya yang memadai," katanya.

Baca juga: Pemerintah perkuat EBT guna wujudkan kemandirian energi nasional

Baca juga: Tenaga Ahli Menteri ESDM dukung kesiapan AESI bangun PLTS 100 GW

Baca juga: Tenaga Ahli Menteri ESDM: Kalbar dapat sukseskan hilirisasi minerba

Pewarta: Kelik Dewanto
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |