Klaten, Jawa Tengah (ANTARA) - Pemerintah mendorong adanya integrasi lebih kuat antara hasil riset dan penerapan di tingkat petani untuk mempercepat adopsi teknologi pertanian presisi yang efisien dan berkelanjutan.
Staf Ahli Menteri Bidang Manajemen Konektivitas Kementerian Koordinator Bidang Pangan, Prayudi Syamsuri mengatakan bahwa riset pertanian yang dilakukan industri dan akademisi harus dapat langsung diterapkan oleh petani agar manfaat inovasi dapat dirasakan secara nyata.
“Kita masih punya gap antara hasil riset dengan praktik lapangan. Padahal riset di pusat seperti ini sudah bisa menunjukkan hasil panen jagung delapan ton per hektare,” kata Prayudi saat meninjau fasilitas Bayer Juwiring Agriculture Research and Academy di Klaten, Jawa Tengah, Kamis.
Menurut dia, perkembangan bioteknologi, digitalisasi, dan otomatisasi di sektor pangan menuntut kemampuan baru bagi pelaku pertanian agar mampu beradaptasi dengan perubahan sistem budidaya.
Dalam pemaparannya dicontohkan penerapan sistem presisi mampu meningkatkan produktivitas jagung hingga delapan ton per hektare apabila pengelolaan pupuk, air, dan benih dilakukan secara optimal.
Selain itu, ia juga mengingatkan bahwa efisiensi penggunaan pupuk, air, serta benih unggul juga menjadi bagian penting dalam strategi peningkatan produktivitas tanpa menambah luas lahan tanam.
“Tujuan kita bukan menambah lahan, tapi meningkatkan produktivitas dari lahan yang sudah ada melalui penerapan sains dan teknologi,” ujarnya.
Prayudi menilai pentingnya sinergi lintas sektor antara pemerintah, swasta, dan lembaga riset untuk memperkuat rantai inovasi pertanian nasional.
"Kalau petani, riset, dan industri bisa berjalan beriringan, maka kita bukan hanya menjadi pasar, tapi juga produsen teknologi pertanian yang diakui dunia,” katanya menegaskan.
Baca juga: Kemenko Pangan: Benih berkualitas tentukan nasib produktivitas lahan
Baca juga: Risiko resistensi hama jadi pembahasan ahli inovasi pertanian nasional
Baca juga: Bayer pastikan pasokan pestisida stabil di tengah gejolak harga global
Pewarta: M. Riezko Bima Elko Prasetyo
Editor: Nurul Hayat
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.