Jakarta (ANTARA) - Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Kemendukbangga)/Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) membuat Program Lansia Entrepreneur (wirausaha) untuk memfasilitasi para lansia yang masih menjadi tulang punggung keluarga.
"Kebetulan angka harapan hidup kita sekarang naik, 74,3 persen. Memang agak lumayan, ada beberapa yang mungkin secara umur lansia, tetapi masih ada beban untuk ekonomi, maka kita bikin kegiatan namanya Lansia Entrepreneur," kata Mendukbangga/Kepala BKKBN Wihaji di RPTRA Matahari, Cempaka Putih, Jakarta Pusat, Selasa.
Dalam rangka memperingati Hari Lanjut Usia Nasional (HLUN) tahun 2025 Mendukbangga Wihaji mengunjungi salah satu stan yang menjual kreasi dari warga lansia di Kecamatan Cempaka Putih dan memutuskan memborong dagangan mereka.
"Ini jualan apa? Oh, ada tas ya, ada ini juga dari bungkus kopi, bagus ini, saya borong semua, ya!" ujar Mendukbangga yang disambut ucapan terima kasih dari para lansia.
Baca juga: Kemendukbangga tiru Pemprov Jakarta buat kartu lansia, ini alasannya
Ia mengemukakan Program Lansia Entrepreneur ini akan bekerja sama dengan Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker). Para penduduk berusia 60-65 tahun akan diberdayakan berwirausaha agar mereka tetap mandiri dan produktif.
"Tentu kita sudah kerja sama dengan Menteri Tenaga Kerja. Nanti ada beberapa yang akan dikerjakan bersama Menteri Tenaga Kerja yang berkenaan dengan Program Lansia Entrepreneur, jadi mereka selain ada kegiatan yang membantu di masa tuanya, juga bisa mendapatkan rezeki," ucap Mendukbangga Wihaji.
Berdasarkan data, lanjutnya, ada 11,7 persen lansia di Indonesia yang diperkirakan pada 2045 kelak akan menjadi 20 persen. Untuk itu kegiatan-kegiatan seperti Lansia Entrepreneur dapat menjadi wadah bagi para lansia untuk tetap beraktivitas untuk menghindari mereka dari stres.
"Jangan dianggap mereka itu (lansia) enggak bisa ngapa-ngapain, jangan dianggap mereka itu sudah tua lalu enggak berdaya. Mereka itu masih aktif, beliau-beliau itu semangatnya tinggi, bisa dilihat di negara-negara maju dan modern, misalnya di Singapura, itu lansianya masih aktif," tuturnya.
Baca juga: HLUN 2025, Mensos pastikan negara terus hadir untuk lansia

Sementara itu, Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Jakarta Marullah Matali menyebutkan saat ini lansia di Jakarta jumlahnya sebanyak 759.251 dari 7.333.132 individu terdata yang berdomisili di Jakarta. Jumlah lansia yang semakin bertambah setiap tahunnya di Jakarta, tentu membutuhkan berbagai program yang mampu memberdayakan lansia agar lebih produktif.
"Salah satu program pemberdayaan lansia yang dilaksanakan oleh Dinas Dinas Pemberdayaan, Perlindungan Anak, dan Pengendalian Penduduk (PPAPP) DKI Jakarta yaitu Bina Keluarga Lansia (BKL), yang menjadi cikal bakal pembentukan sekolah lansia," ucap Marullah.
Melalui BKL dan Sekolah Lansia, lanjutnya, para lansia diharapkan dapat mencapai tujuh dimensi lansia tangguh, yaitu fisik, emosional, sosial, intelektual, spiritual, profesional, vokasional, dan lingkungan.
"Program-program yang memberdayakan lansia itu ditujukan agar para lansia, khususnya di Jakarta menjadi bahagia dan sejahtera," katanya.
Baca juga: Mensos Gus Ipul sebut negara selalu hadir untuk lansia
Pewarta: Lintang Budiyanti Prameswari
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2025