Pemberdayaan lansia mampu pertahankan bonus demografi pada 2045

1 month ago 18

Jakarta (ANTARA) - Pemerintah menyatakan bahwa menjaga produktivitas lansia dapat membantu mempertahankan bonus demografi Indonesia pada 2045, sehingga perlu adanya perawatan jangka panjang serta lapangan kerja bagi kelompok tersebut.

Direktur Kependudukan dan Jaminan Sosial Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Muhammad Cholifihani dalam diskusi di Antara Heritage Center, Jakarta, Senin, mengatakan bahwa inisiatif tersebut diperlukan, mengingat proyeksi lansia pada 2045 berjumlah 68 juta orang, atau sebanyak 20 persen dari total penduduk Indonesia.

Selain dapat berkontribusi pada ekonomi, kata Cholifihani, lansia yang produktif dan sehat tidak memberatkan orang lain, dan setidaknya dapat membiayai dirinya sendiri ketika sakit.

Dia mencontohkan, di negara sahabat seperti Jepang, para lansia masih aktif bekerja, misalnya seperti sopir taksi atau bertani, dan pekerjaan-pekerjaan bagi para lansia itu juga didukung oleh teknologi. Karena aktif bergerak, kata dia, para lansia di sana juga sehat.

"Nah, di Indonesia sendiri, RPJPN kita juga mempunyai hal tersebut. Jadi di dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2025-2045 ada istilahnya silver economy. Ekonomi bagi mereka yang rambutnya silver," ujar dia.

Baca juga: Bappenas: ILAS dapat akselerasi capaian pembangunan inklusif lansia

Dia pun menyebutkan peluang bagi para lansia untuk berkontribusi di pekerjaan yang bersifat repetitif atau berulang-ulang. Selain produktif, kata dia, sifat pekerjaan yang repetitif seperti itu juga untuk menghindari risiko apabila dikhawatirkan.

Terkait perawatan jangka panjang, katanya, adalah layanan layanan terintegrasi yang diberikan secara berkelanjutan untuk mempertahankan atau meningkatkan kemampuan lansia dalam melakukan aktivitas harian.

"Komponen utama dari long term care itu atau perawatan jangka panjang ada perawatan medis, perawatan pribadi, layanan pendukung tugas rumah tangga, dan layanan pendukung sosialisasi dan rekreasi," katanya.

Sejumlah negara, kata dia, sudah memiliki perawatan jangka panjang yang semakin baik. Dia mencontohkan, di Thailand, hal itu didanai pajak, dan di Singapura didanai oleh individu, asuransi, dan donasi.

Baca juga: Bappenas sebut proyeksi struktur penduduk tua di 2045 naik 19,9 persen

Dalam kesempatan itu, dia juga mengingatkan untuk melakukan upaya agar angka kelahiran bisa dijaga di 2,1, agar pertumbuhan penduduknya tetap seimbang.

Pewarta: Mecca Yumna Ning Prisie
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |