Paul McCartney bahas dampak aturan hak cipta AI pada seniman

1 month ago 13

Jakarta (ANTARA) - Musisi Inggris, Paul McCartney, menentang usul perubahan undang-undang hak cipta di negaranya yang akan memungkinkan perusahaan teknologi menggunakan karya kreator untuk melatih model kecerdasan artifisial (AI).

Menurut siaran Billboard, pemerintah Inggris sedang mempertimbangkan kebijakan yang akan memungkinkan perusahaan teknologi menggunakan karya kreator untuk melatih model AI, kecuali kreator secara khusus memilih untuk tidak ikut serta.

Dalam wawancara dengan BBC yang ditayangkan pada Minggu (26/1), mantan personel Beatles berusia 82 tahun itu memperingatkan bahwa usul tersebut bisa "merampok" seniman dan menyebabkan hilangnya kreativitas.

"Ada pria dan perempuan muda yang muncul, dan mereka menulis lagu yang indah, dan mereka tidak memilikinya, dan mereka tidak ada hubungannya dengan itu. Dan siapa pun yang menginginkannya dapat merampasnya," kata McCartney.

"Sebenarnya, uang itu akan mengalir ke suatu tempat. Seseorang dibayar, jadi mengapa tidak orang yang duduk dan menulis 'Yesterday'?" ia menambahkan.

Baca juga: Musik yang dibuat pakai AI tak disertakan di Grammy Awards

Pemerintahan Partai Buruh Inggris telah menyatakan ambisi mereka untuk menjadikan Inggris sebagai pemimpin global dalam bidang AI.

Menurut warta Associated Press, pemerintah Inggris pada Desember 2024 mengadakan konsultasi untuk menjajaki bagaimana aturan hak cipta dapat memungkinkan kreator dan pemegang hak menjalankan kendali atas dan mencari imbalan atas penggunaan karya mereka untuk pelatihan AI sekaligus memastikan pengembang AI memiliki akses mudah ke berbagai konten kreatif berkualitas tinggi.

"Kami rakyat, Anda pemerintah. Anda seharusnya melindungi kami. Itu tugas Anda," kata McCartney.

"Jika Anda mengajukan rancangan undang-undang, pastikan Anda melindungi para pemikir kreatif, seniman kreatif, atau Anda tidak akan mendapatkan mereka," ia menambahkan.

Baca juga: YouTube luncurkan fitur pembuat lagu berbasis AI

Seiring dengan semakin lazimnya penggunaan AI dalam industri hiburan dan kehidupan sehari-hari, perdebatan seputar dampaknya terus berkembang.

Musisi Billie Eilish, Pearl Jam, dan Nicki Minaj ada di antara 200 penanda tangan surat terbuka kepada perusahaan teknologi, penyedia layanan digital, dan pengembang AI pada April 2024.

Surat tersebut mengkritik praktik AI secara tidak bertanggung jawab, menyebutnya sebagai "serangan terhadap kreativitas manusia" yang harus dihentikan.

Baca juga: Adobe ungkap alat "Teks-ke-Musik" yang didukung AI

Baca juga: Meta luncurkan AudioCraft yang mampu membuat audio dan musik dari teks

Baca juga: Woozi SEVENTEEN bantah tuduhan soal penggunaan AI dalam produksi musik

Penerjemah: Adimas Raditya Fahky P
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |