Para pemimpin APEC sepakat perdagangan harus beri manfaat bagi semua

16 hours ago 4

Gyeongju (ANTARA) - Para pemimpin Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik (APEC) sepakat bahwa perdagangan dan investasi harus dikembangkan dengan cara yang memberikan manfaat bagi semua pihak.

Kesepakatan tersebut tercantum dalam Deklarasi Gyeongju, Sabtu, setelah berlangsungnya Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) yang berlangsung selama dua hari yang mempertemukan 21 anggota APEC—mewakili lebih dari setengah perekonomian dunia.

“Kami menegaskan kembali pengakuan bersama bahwa perdagangan dan investasi yang kuat sangat penting bagi pertumbuhan dan kemakmuran kawasan Asia-Pasifik, dan kami tetap berkomitmen untuk memperdalam kerja sama ekonomi guna menghadapi dinamika lingkungan global yang terus berkembang,” demikian isi dokumen tersebut.

Lebih lanjut, para pemimpin juga menekankan pentingnya menciptakan lingkungan perdagangan dan investasi yang mendorong ketahanan serta memberikan manfaat bagi semua pihak.

Ke-21 anggota ekonomi APEC tersebut mencakup Amerika Serikat, China, Jepang, Rusia, Kanada, serta negara-negara lain di Asia Tenggara dan Pasifik, termasuk Indonesia, Peru, dan Chile.

Berbeda dengan deklarasi yang dikeluarkan pada pertemuan APEC sebelumnya, dokumen tahun ini tidak lagi memuat komitmen bersama untuk mempertahankan sistem perdagangan multilateral, yang mencerminkan semakin lebarnya perbedaan pandangan mengenai perdagangan di antara negara-negara ekonomi utama dunia.

Apakah dan sejauh mana para pemimpin akan mencapai konsensus tentang perdagangan bebas menjadi salah satu perhatian utama APEC tahun ini. Hal ini terutama dipengaruhi oleh kembalinya pemerintahan Donald Trump di Amerika Serikat dengan kebijakan “America First” serta perang dagang antara Washington dan Beijing.

Selama beberapa tahun terakhir, sebagian besar negara anggota APEC mendukung tatanan perdagangan bebas berbasis Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) dalam deklarasi bersama mereka. Namun, deklarasi tahun ini menunjukkan bahwa rujukan terhadap sistem WTO telah dihapus.

Antara tahun 2021 hingga 2024, seluruh deklarasi KTT APEC selalu mencantumkan sistem perdagangan multilateral berbasis aturan dengan WTO “sebagai intinya”, yang pertama kali muncul dalam deklarasi tahun 2021, setelah berakhirnya masa jabatan pertama Trump.

Deklarasi para pemimpin APEC hanya dapat diadopsi berdasarkan konsensus penuh, artinya harus ada dukungan dari setiap anggota ekonomi tanpa terkecuali.

Selain isu perdagangan, Deklarasi Gyeongju juga menekankan kemajuan teknologi yang didorong oleh kecerdasan buatan (AI) serta perubahan demografis — dua inisiatif utama yang diusung Korea Selatan sebagai tuan rumah tahun ini.

Untuk pertama kalinya, deklarasi APEC mengakui industri budaya dan kreatif sebagai pendorong pertumbuhan baru bagi kawasan Asia-Pasifik.

Deklarasi tersebut juga mencerminkan pemahaman bersama serta komitmen bersama antarnegara anggota untuk bekerja sama dalam bidang AI dan perubahan demografis, menurut Kantor Kepresidenan Korea Selatan.

Bersamaan dengan Deklarasi Gyeongju, para pemimpin juga mengadopsi dua dokumen terpisah yang membahas inisiatif AI dan respons terhadap perubahan demografis.

Sumber: Yonhap-OANA

Baca juga: KTT APEC, Prabowo ingatkan ancaman "serakahnomics" hambat pertumbuhan

Baca juga: Rusia nilai hasil KTT APEC sejalan dengan kepentingannya

Penerjemah: Kuntum Khaira Riswan
Editor: Arie Novarina
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |