Jakarta (ANTARA) - Dokter spesialis anak dari lulusan Universitas Indonesia dr Yuni Astria, SpA menyampaikan paparan sinar penggunaan gawai bisa menghambat hormon melatonin yang bisa menunda rasa kantuk pada anak.
"Studinya ini sudah ada di Indonesia bahkan, jadi kalau gawai itu kita berikan sebelum tidur jangan berharap anak akan tidur, jangan berharap juga dia akan mengantuk," kata dokter Yuni dalam acara "Tidur Nyenyak Anak Hebat", di Jakarta, Kamis.
Ia menjelaskan melatonin merupakan hormon yang bikin mengantuk hingga akhirnya bisa tertidur.
"Kalau dengan gawai itu akan dihambat produksinya, karena ada yang namanya sinar biru itu termasuk juga lampu," jelasnya.
Baca juga: Tidur berkualitas bantu fisik dan otak anak berkembang lebih baik
Dokter yang berpraktik di Rumah Sakit Karya Medika itu menyarankan membatasi penggunaan gawai sebelum tidur, dan mengubah suasana kamar menjadi lebih gelap atau redup saat akan menidurkan anak.
"Lampu harus dimatikan sebaiknya ya atau redup deh minimal. Karena dengan cahaya lampu itu hormon melatonin akan lebih susah untuk keluar," ujarnya.
Ia juga menyarankan orang tua jangan ajak anak untuk melakukan stimulasi berlebihan sebelum tidur. Hal ini bisa membuat anak bisa menjadi kembali aktif.
Kemudian, ia menekankan untuk menjaga konsistensi terutama jadwal tidur dan bangun pada anak. Menurutnya menciptakan bisa tidur yang nyaman kuncinya konsistensi, namun terkadang orang tua kerap kali lupa untuk diterapkan pada anak.
Baca juga: Kualitas tidur berpengaruh pada kesehatan otak dan risiko demensia
"Jadi itu konsistensi, apa yang harus kita konsistensikan jadwal bangun dan juga jadwal tidur kalau bisa jangan terlalu melenceng setiap harinya bahkan termasuk di akhir pekan karena anak itu perlu sesuatu yang predictable dan juga konsistensi," jelasnya.
Lebih lanjut, menurutnya selain nutrisi, stimulasi, dan imunisasi, tidur merupakan salah satu faktor dalam tumbuh kembang anak. Ia mengatakan bahwa manfaat tidur pada anak bisa untuk mengonsolidasi memori, meningkatkan daya imun dan sel-sel tubuh.
"Kalau tidur itu terganggu menjadi berbahaya karena fungsi kognitif juga bisa terganggu akhirnya efisiensi kemampuan pembelajaran juga bisa terganggu termasuk juga pertumbuhannya," ujarnya.
Baca juga: Posisi tidur yang sehat dan tidak untuk tulang belakang
Baca juga: Sering susah tidur? Coba konsumsi buah-buahan ini sebelum rebahan
Baca juga: Tidur tak nyenyak? kenali 5 jenis insomnia yang mungkin Anda alami
Pewarta: Sri Dewi Larasati
Editor: Mahmudah
Copyright © ANTARA 2025