Pakar sebut tiga bahaya yang perlu dikenali untuk keamanan pangan

1 month ago 5

Jakarta (ANTARA) - Guru Besar Mikrobiologi Pangan Institut Pertanian Bogor (IPB) Ratih Dewanti Hariyadi menyebut tiga bahaya yang perlu dikenali untuk menjamin keamanan pangan yang akan dikonsumsi.

"Bahaya keamanan pangan ada tiga yang paling mudah, pertama, bahaya mikrobiologis atau biologis, mulai dari virus atau bakteri dari makanan. Jadi, jangan ada bakteri yang menyebabkan sakit," katanya dalam siniar Badan Gizi Nasional (BGN) yang diikuti di Jakarta, Senin.

Ratih melanjutkan, bahaya kedua yang perlu dikenali yakni dari segi kimiawi, baik yang secara alami sudah ada dalam makanan misalnya jamur beracun atau sianida dalam singkong, maupun dari bahan-bahan ilegal yang tidak boleh digunakan dalam makanan.

"Ada toksin (substansi beracun yang diproduksi oleh makhluk hidup), atau bahan-bahan ilegal yang tidak boleh digunakan dalam makanan juga perlu dikenali," ujar dia.

Kemudian, bahaya ketiga yakni dari segi fisik, misalnya pecahan beling atau staples yang ada di dalam makanan.

"Ketiga hal itu harus dikendalikan seminimal mungkin untuk mencapai keamanan pangan," ucapnya.

Ia menegaskan, keamanan pangan yakni kondisi makanan yang apabila dikonsumsi sesuai peruntukannya, tidak akan menyebabkan sakit atau tidak tercemar oleh bahaya-bahaya pangan.

"Makanan aman mestinya tidak menyebabkan sakit ketika dimakan. Kalau makanan bergizi itu berarti protein, lemak, karbohidrat, serat, mineral memenuhi kebutuhan harian orang, tetapi dalam semboyan keamanan pangan, if it's not safe, it's not food (kalau tidak aman, berarti bukan makanan), jadi untuk menjadi pangan, harus aman dulu, setelah itu semua fungsi lain bisa mengikuti," paparnya.

Menurutnya, selama ini edukasi tentang keamanan pangan masih belum cukup di Indonesia, untuk itu, melalui Program Makan Bergizi Gratis (MBG) misalnya, pemerintah dan seluruh pemangku kepentingan mesti memberikan pemahaman bahwa makanan harus aman dulu sebelum dikonsumsi.

"Artinya tidak menyebabkan sakit dan potensi keracunan, jadi mungkin, harus dibuat semacam semboyan bergizi dan aman, atau aman dan bergizi dalam MBG," ujar dia.

Baca juga: RI-Singapura jalin kerja sama keamanan pangan dan teknologi pertanian

Baca juga: BPOM rekomendasikan mekanisme peningkatan keamanan pangan MBG di NTT

Baca juga: Kepala Bapanas pastikan keamanan pangan di dapur SPPG Bogor

Pewarta: Lintang Budiyanti Prameswari
Editor: Nurul Hayat
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |