BGN edukasi cara olah makanan yang higenis di 3.600 SPPG se-Sultra

3 hours ago 3
Melalui pelatihan ini kami memberikan informasi dan pengetahuan baru kepada para relawan dapur SPPG...

Kendari (ANTARA) - Badan Gizi Nasional Regional Wilayah Sulawesi Tenggara memberikan edukasi tata cara mengolah makanan yang higenis di 3.600 SPPG dan penjamah makanan dalam mengolah bahan makanan bergizi gratis (MBG) se-Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra).

Kepala Regional Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) BGN Sultra Rifani Agnes Eka Wahyuni saat ditemui di Kendari, Minggu, menyampaikan bahwa pelatihan yang diberikan untuk mengedukasi relawan SPPG dan penjamah makanan dalam mengolah bahan makan yang higienis dan baik.

Menurutnya, dengan pengelolaan yang baik, gizi makanan yang disiapkan untuk penerima manfaat MBG tetap tercukupi sehingga terhindar dari kejadian luar biasa seperti keracunan atau makanan tidak layak konsumsi.

"Jadi, melalui pelatihan ini kami memberikan informasi dan pengetahuan baru kepada para relawan dapur SPPG apalagi mayoritas relawan ibu rumah tangga yang mungkin secara keilmuan belum mendapatkan pelatihan seperti penjamuan," kata Agnes.

Ia menyebut jika saat ini terdapat total ada 3.600 SPPG yang mendapat pelatihan tersebut yang kegiatan dibagi tiga lokasi, yaitu Kota Kendari, Kota Baubau, dan Muna.

Dimana untuk di Kendari ada 1.750 relawan yang juga berasal dari Konawe, Konawe Selatan dan Konawe Utara.

"Sementara di Kota Baubau, Buton, Buton Tengah dan Buton Selatan. Ada juga Satu lokasi untuk Muna dan Muna Barat. Jadi, total 3.600 se-Sultra," ucap Agnes.

Ia menjelaskan selain edukasi cara pengelolaan bahan makanan MBG, para peserta juga diberikan pemahaman terkait sanitasi dan kebersihan baik selama persiapan pengolahan bahan pangan maupun di saat pendistibusian.

Baca juga: BGN: MBG dijalankan utamakan prinsip dasar keseimbangan gizi

Dalam sanitasi ini, para relawan dan penjamah makanan diminta mengecek secara berkala kondisi kebersihan air dan wadah yang digunakan untuk makanan bergizi.

Kemudian, SPPG juga diajarkan untuk pengelolah limbah atau sampah dari dapur MBG sehingga dampaknya tidak mencemari lingkungan yang bisa berdampak terkontaminasinya makanan.

"Bahawa dalam tugasnya dari SPPG dan penjamah makanan oleh MBG tidak mengurangi atau memberikan beban berlebih masyarakat dan lingkungan sekitar," jelasnya.

Rifany Agnes mengatakan, dampak dari pelatihan tersebut, SPPG dan penjamah makan yang dikelola oleh BGN bisa memberikan hasil yang maksimal khususnya kualitas gizi makanan untuk para pelajar maupun ibu hamil.

Sementara itu, Ketua Tim Infokom dan pemasaran BPOM Kendari Hasnah Nur menambahkan bahwa dalam penyediaan bahan makanan petugas SPPG harus teliti melihat bahan sebelum diolah di dapur MBG.

Baca juga: BGN tinjau penanganan siswa keracunan MBG di Banggai Kepulauan

Kemudian, untuk bahan makanan wajib disimpan di ruangan atau tempat dengan kondisi suhu tidak bawah lima derajat dan melebihi 18 derajat.

"Untuk bahan makanan seperti daging, atau ikan pastikan tidak berubah warna dan teksturnya serta hal yang tidak boleh, makanan beku yang sudah dicairkan tidak boleh disimpan atau dibekukan lagi," sebut Hasnah.

Menurutnya, bahan makanan yang sudah berubah tekstur atau disimpan dalam dengan suhu yang tidak sesuai maka bisa terkontaminasi bakteri dan menurunkan kualitas gizi.

Haznah juga menyampaikan jika makanan sudah diolah, wajib diperiksa kondis8 suhu secara berkala sebelum didistribusikan. Apalagi anjuran WHO makanan sehat yang layak konsumsi paling lama dua jam setelah diolah.

Baca juga: KSP sebut perlu ada pembenahan Program MBG guna cegah kasus keracunan

"Selain itu alat-alat yang disiapkan mengolah bahan makanan tidak boleh disimpan di lantai. Dan orang yang menyajikan harus memakai alat pelindung diri (APD) lengkap," tambah Haznah.

Pewarta: La Ode Muh. Deden Saputra/La Ode Ari
Editor: Bernadus Tokan
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |