BP Taskin: Pemberdayaan ekonomi diperlukan dalam atasi kemiskinan

2 hours ago 4
Kita tidak bisa terus-menerus mengandalkan anggaran pemerintah...

Palembang (ANTARA) - Deputi Bidang Percepatan Pemberdayaan Kapasitas dan Penyediaan Akses, Badan Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (BP Taskin) Novrizal Tahar menyebutkan pendekatan pemberdayaan ekonomi yang mendalam dan berkelanjutan diperlukan dalam strategi pengentasan kemiskinan.

Novrizal Tahar saat diwawancarai di Palembang, Minggu, mengatakan strategi pengentasan kemiskinan tidak cukup hanya mengandalkan perlindungan sosial seperti bantuan tunai. Namun, harus disertai dengan pendekatan pemberdayaan ekonomi yang mendalam dan berkelanjutan.

"Kita tidak bisa terus-menerus mengandalkan anggaran pemerintah. Peran sektor swasta melalui CSR sangat penting. Namun CSR juga harus bersifat transformatif, bukan sekadar bantuan karitatif," katanya.

Ia menjelaskan dirinya telah meninjau langsung skema Village Savings and Loan Association (VSLA) yang dikembangkan oleh CARE Indonesia bersama Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin dan sektor swasta, PT Hindoli (Cargill).

VSLA terbukti menjadi instrumen efektif dalam memperkuat ketahanan ekonomi rumah tangga miskin, khususnya perempuan. Program ini juga mendorong terbentuknya Kelompok Usaha Ekonomi Perempuan (KUEP) di 13 desa yang ada di Musi Banyuasin.

"Saya menyaksikan langsung bagaimana program CSR dari Hindoli Cargill ini berdampak nyata dan berkelanjutan. Ini adalah praktik baik yang layak dijadikan role model secara nasional," jelasnya.

Dengan pengembangan kelompok usaha seperti ini, pihaknya optimistis akan ada kontribusi nyata dalam penurunan tingkat kemiskinan, terutama di wilayah pedesaan. Sebab, hal itu salah satu strategi yang terbukti efektif dalam memperkuat ekonomi masyarakat dari akar rumput, terutama bagi perempuan.

Baca juga: Kemenkop-Kemenpar jajaki kerja sama unit bisnis wisata KDMP

"Saya juga sangat mengapresiasi kemitraan yang telah terjalin antara Hindoli Cargil dan CARE Indonesia. Harapannya, kerja sama ini tidak berhenti di Kabupaten Musi Banyuasin saja, tetapi dapat segera meluas ke wilayah-wilayah lain di Indonesia," kata Novrizal.

Sementara itu, CEO CARE Indonesia Abdul Wahib Situmorang menambahkan dalam skema VSLA, sebanyak 13 KUEP di Muba berhasil mengelola dana tabungan sebesar Rp 1,2 miliar. Dari jumlah tersebut, sekitar Rp 1 miliar disalurkan sebagai pinjaman, dengan 3.438 proposal masuk yang digunakan sebagai modal usaha.

Selama 2,5 tahun KUEP telah menciptakan 186 usaha skala rumahan dengan beragam jenis, mulai dari produk makanan, pertanian, online shop, peternakan dan budidaya.

Sebanyak 507 orang perempuan yang menjadi anggota KUEP di Musi Banyuasin kini memiliki wadah untuk belajar kepemimpinan, membangun solidaritas, serta menyusun perencanaan usaha yang lebih strategis.

Baca juga: Pemerintah dukung pengembangan usaha ekonomi kreatif berkelanjutan

Pihaknya telah mengimplementasikan skema VSLA selama tiga tahun. Maka dari itu, pihaknya siap berbagi ilmu, pengetahuan untuk diimplementasikan ke daerah lainnya.

"Kita siap berbagi pengalaman dan desain program. Jadi tidak perlu memulai dari nol. Tinggal ada kemauan dan keterbukaan dari pelaku usaha di daerah lain,” kata Abdul Wahib Situmorang.

Selain itu, pihaknya juga mendorong agar Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia dapat memberikan ruang bagi praktik baik ini untuk dipresentasikan kepada pelaku usaha lain di seluruh Indonesia.

"Melalui KUEP, perempuan diberi ruang untuk mengorganisir diri, memperoleh modal usaha tanpa bunga, hingga belajar mengelola simpanan, tabungan, dan laporan keuangan," kata Abdul.

Baca juga: Budiman: Program kerakyatan Prabowo dorong ekonomi jangka panjang

Pewarta: Ahmad Rafli Baiduri
Editor: Bernadus Tokan
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |