Pakar ingatkan potensi pengungsi internal akibat kenaikan air laut

2 weeks ago 10
Mereka bukan orang yang berpindah antara negara karena perubahan iklim, tapi mereka berpindah ke tempat basah ke tempat kering

Jakarta (ANTARA) - Pakar Pesisir dari Universitas Katolik Soegijapranata Hotmauli Sidabalok mengatakan isu yang terjadi di pesisir mengakibatkan perpindahan domestik atau pengungsi internal akibat berkurangnya daratan karena banjir rob.

Dalam diskusi daring yang diadakan Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) di Jakarta, Jumat, Hotmauli menjelaskan beberapa isu yang terjadi di pesisir utara Jawa Tengah, termasuk banjir rob dan abrasi, yang mengakibatkan mundurnya daratan, yang pada akhirnya bisa menyebabkan internal displacement persons atau pengungsi internal.

"Mereka bukan orang yang berpindah antara negara karena perubahan iklim, tapi mereka berpindah ke tempat basah ke tempat kering. Habis itu sekitar beberapa tahun lagi airnya naik, pindah lagi, cari ke tempat kering, ini problem yang terbaru," katanya.

Baca juga: Rob berpeluang melanda pesisir selatan Jawa Barat, Jawa Tengah, DIY

Khusus dalam kasus di pesisir utara Jawa Tengah, Hotmauli mengatakan terdapat beberapa faktor, mulai dari kondisi alami sifat pesisir mengakibatkan pembangunan di area dengan kondisi tanah yang mudah turun mengakibatkan air lebih cepat masuk ke daratan.

Ekstraksi air bawah tanah secara berlebihan, lanjut dia, juga berpengaruh dengan kenaikan air laut ke daratan, ditambah dengan adanya krisis iklim dimana terjadi kenaikan muka air laut. Tidak hanya itu, dia juga menyoroti belum maksimalnya tata kelola pesisir.

Kondisi tersebut dapat mengakibatkan adanya fenomena ketidakadilan iklim, kata dia, dimana orang yang memiliki kemampuan dapat berpindah atau meninggikan infrastruktur rumah atau jalan untuk menghindari kenaikan air laut.

Baca juga: BMKG: Banjir rob terjadi di pesisir utara Pekalongan

Di sisi lain, orang yang tidak memiliki pendanaan yang cukup harus menghadapi kenyataan tempat tinggal mereka semakin sempit akibat kenaikan air laut, ditandai dengan banjir rob yang semakin luas.

Untuk itu dia mendorong adanya keadilan lingkungan dimana paling tidak dilakukan langkah mitigasi yang meminimalkan dampak yang ada. Langkah tersebut, katanya, harus mempertimbangkan kelompok rentan yang berada di pesisir.

"Kelompok masyarakat pesisir ini adalah orang-orang yang sekarang penting, menjadi salah satu kelompok yang harus ditanya, mereka maunya apa," kata Hotmauli.

Baca juga: Menko Airlangga tegaskan ada studi ekologi untuk “giant sea wall”

Pewarta: Prisca Triferna Violleta
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |