Pakar HI serukan reformasi Piagam ASEAN demi pastikan relevansi zaman

1 day ago 9

Jakarta (ANTARA) - Pakar hubungan internasional Rizal Sukma menyerukan supaya dilakukan reformasi ASEAN melalui revisi Piagam ASEAN untuk memastikan lembaga regional itu memiliki dasar yang semakin relevan dan kuat menghadapi tantangan masa kini.

“Kita harus merevisi ASEAN Charter (Piagam ASEAN). Kalau ingin ASEAN kuat, ini poin awalnya ... sekarang saatnya mereformasi dan merevisi ASEAN Charter,” kara Rizal dalam agenda diskusi “Dinamika dan Perkembangan Dunia Terkini: Geopolitik, Keamanan, dan Ekonomi Global” oleh The Yudhoyono Institute di Jakarta, Minggu.

Senior Fellow Centre for Strategic and International Studies (CSIS) itu menyebutkan salah satu aspek hal yang harus ada dalam Piagam ASEAN yang direformasi adalah ketentuan pembiayaan. “Harus ada keinginan dari negara-negara anggota untuk berkontribusi lebih besar,” katanya.

Selain itu, ia menyatakan bahwa sepatutnya diatur pula ketentuan mengenai proses pengambilan keputusan serta mekanisme penanganan konflik di tingkat kawasan dalam Piagam ASEAN.

“Ketika semuanya berfokus pada unilateralisme atau ‘minilateralisme’, kita harus tampil sebagai juaranya institusi multilateral, dan institusi yang ada harus disempurnakan bukan digantikan,” kata Rizal.

Pakar itu turut mendorong penguatan konsolidasi organ-organ ASEAN yaitu ASEAN Plus Three serta RCEP (Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional) antara negara ASEAN dengan lima mitra dagang yaitu Australia, China, Jepang, Korea Selatan, dan Selandia Baru.

“Bisa dipertimbangkan RCEP untuk dikembangkan, terutama pada dimensi keamanannya,” kata Rizal, menambahkan.

Lebih lanjut, Rizal mengatakan, reformasi ASEAN juga akan menguntungkan bagi Indonesia karena hal tersebut merupakan salah satu hal yang harus didorong Indonesia untuk menguatkan ketahanan strategis nasional di tingkat kawasan.

Terlebih, Indonesia dipandang harus memperluas perannya tak hanya pada tingkat Asia Tenggara namun juga di Indo-Pasifik, ucap Duta Besar RI untuk Inggris dan Irlandia periode 2016—2020 tersebut.

“Kalau saja Indonesia untuk lima tahun ke depan agendanya adalah merevisi ASEAN Charter, fokus politik luar negeri kita untuk memperkuat ASEAN sudah semakin terlihat,” kata Rizal.

Baca juga: Indonesia dan China berkomitmen jajaki pusat inovasi AI ASEAN

Baca juga: Menlu Prancis: Kunjungan Macron ke RI kuatkan kerja sama EU-ASEAN

Baca juga: RI jaga komunikasi dengan AS, ASEAN untuk respons tarif impor Trump

Pewarta: Nabil Ihsan
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |