OTA nilai fleksibiltas jadi fondasi perjalanan hadapi ketidakpastian

1 month ago 19

Jakarta (ANTARA) - Online travel agent (biro perjalanan daring) tiket.com menilai fleksibilitas dalam industri perjalanan bukan lagi sebuah nilai tambah, melainkan bagian penting dalam membangun kepercayaan terutama ketika konsumen menghadapi ketidakpastian.

"Seiring meningkatnya harapan konsumen, platform pemesanan kini tidak lagi hanya dituntut efisien, namun juga adaptif dan tanggap terhadap situasi darurat. Karena pada akhirnya, dalam dunia yang tak bisa ditebak, fleksibilitas bukan lagi soal kenyamanan tambahan, melainkan landasan utama membangun kepercayaan,” kata salah seorang pendiri dan CEO tiket.com Dimas Surya Yaputra dalam siaran pers di Jakarta, Kamis.

Selama 14 tahun terakhir, kemajuan teknologi telah mempermudah proses perencanaan perjalanan. Namun, disrupsi akibat faktor eksternal seperti cuaca ekstrem, gangguan operasional, hingga situasi geopolitik, membuat rencana yang tersusun rapi dapat berubah dalam hitungan jam.

Baca juga: KAI: Perjalanan harian LRT Jabodebek ditambah guna dukung mobilitas

Data TravelPerk menunjukkan sepanjang 2024, sebanyak 78 persen wisatawan global mengalami gangguan perjalanan. Sebanyak 43 persen di antaranya mengalami penundaan lebih dari satu jam, sementara 27 persen menghadapi pembatalan.

Kondisi serupa juga terjadi di Indonesia. Cuaca ekstrem pada Februari 2025 di Bali dan NTB mengganggu belasan penerbangan, sedangkan erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki pada Juni menyebabkan gangguan rute dari dan menuju Bali serta Labuan Bajo.

Tak hanya wisata, perjalanan bisnis juga terdampak. Sebanyak 85 persen pelaku perjalanan bisnis melaporkan penurunan produktivitas akibat disrupsi, dengan 45 persen tidak dapat hadir atau terlambat dalam pertemuan penting.

Selain itu, 40 persen harus menanggung biaya tambahan, dan lebih dari sepertiga bekerja lembur karena penundaan.

Platform tiket.com mencatat sekitar 80 persen permintaan perubahan perjalanan justru berasal dari alasan pribadi seperti kesehatan, kedukaan, hingga kendala visa. Hal itu menandakan bahwa kebutuhan akan fleksibilitas dalam layanan perjalanan semakin luas, melampaui konteks darurat.

Konsumen, menurut Dimas, saat ini lebih selektif dalam memilih layanan perjalanan antara lain dengan mempertimbangkan faktor fleksibilitas. Fleksibilitas juga dinilai sebagai landasan utama pelaku industri perjalanan untuk membangun kepercayaan konsumen.

Baca juga: Minat masyarakat terhadap hiburan tercatat tinggi saat liburan sekolah

Baca juga: Wisatawan masa kini peduli praktik ramah lingkungan saat liburan

Baca juga: Traveloka perkuat kolaborasi dorong pariwisata bertanggung jawab

Pewarta: Ida Nurcahyani
Editor: Natisha Andarningtyas
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |