OJK Institute: SJK tak boleh abai terhadap pengembangan kapasitas SDM

3 weeks ago 14
SDM di sektor ini memainkan peran vital dalam memastikan organisasi tetap agile, kompetitif, dan mampu menghasilkan kinerja terbaik dalam menghadapi dinamika pasar.

Jakarta (ANTARA) - Deputy Commisioner Head of Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Institute Anung Herlianto mengingatkan kepada sektor jasa keuangan (SJK) untuk tidak mengabaikan terhadap pengembangan kapasitas sumber daya manusia (SDM) yang merupakan langkah investasi yang strategis.

Ia mengatakan, SDM di sektor ini memainkan peran vital dalam memastikan organisasi tetap agile, kompetitif, dan mampu menghasilkan kinerja terbaik dalam menghadapi dinamika pasar.

“SDM di sektor ini harus dibekali dengan keterampilan terkini serta kemampuan berpikir inovatif untuk mendesain dan mengimplementasikan strategi-strategi yang efektif dalam meningkatkan performa baik di level individu maupun organisasi,” kata Anung dalam webinar “How to Achieve Peak Performance in 2025”, di Jakarta, Jumat.

Ia juga mengingatkan, sektor jasa keuangan terus menghadapi berbagai tantangan dan dinamika global yang terus berkembang. Dampak dari kondisi post-pandemi COVID-19 telah mengubah banyak aspek kehidupan dan bisnis, serta dipadukan dengan peningkatan tensi geopolitik yang belum akan mereda.

Selain itu, ancaman dan potensi global, percepatan life cycle technology, perubahan perilaku dan ekspektasi publik, serta isu mendesak terkait dengan perubahan iklim juga telah mengubah lanskap sektor keuangan dan menuntut adaptasi bisnis model secara fundamental.

Perubahan ini, ujar Anung, menyebabkan sektor jasa keuangan semakin rentan dan menuntut pelakunya untuk lebih agile disertai kemampuan adaptasi dan inovasi dengan cepat untuk mengantisipasi setiap perubahan dan mampu memanfaatkan peluang dari setiap tantangan yang ada.

Di sisi lain, sektor jasa keuangan tetap dituntut tidak hanya bertahan tetapi juga tetap mampu memberikan kontribusi signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi nasional.

Sebagai salah satu pilar perekonomian, Anung menyampaikan bahwa sektor keuangan memiliki perang strategis dalam mendukung dan mendorong pertumbuhan ekonomi. Pemerintah telah menetapkan target pertumbuhan ekonomi sebesar 5,2 persen pada tahun 2025, yang kemudian akan terus meningkat hingga mencapai 8 persen dalam lima tahun ke depan.

Target ini, kata Anung, tentunya perlu dukungan optimal dari sektor keuangan yang harus terus memperluas perannya dalam memberikan akses pembiayaan inklusif, meningkatkan efisiensi dan produktivitas operasional, memperkuat sektor investasi, serta memperluas jangkauan layanan keuangan bagi seluruh lapisan masyarakat.

Selain itu, sektor keuangan juga diharapkan mampu beradaptasi dengan perubahan kebutuhan masyarakat yang kini semakin beragam, ekspektasi yang semakin tinggi, dan kebutuhan layanan yang lebih personal serta berbasis teknologi.

“Untuk mewujudkan cita-cita tersebut, sektor keuangan harus didukung oleh SDM yang tangguh dan kompeten,” kata Anung pula.

Mengingat hal tersebut, Anung berharap para pelaku di sektor keuangan dapat mengoptimalkan program yang dihadirkan OJK Institute untuk meningkatkan kompetensi SDM mereka. Webinar dan pelatihan (workshop) yang diselenggarakan OJK Institute merupakan bagian dari kontribusi terhadap pengembangan sektor jasa keuangan ke depan.

Webinar bertajuk “How to Achieve Peak Performance in 2025” yang diadakan Jumat ini merupakan salah satu di antaranya. Adapun pada tahun ini, OJK Institute akan menghadirkan program capacity building berupa 31 webinar yang akan diselenggarakan secara rutin setiap dua hingga tiga kali setiap bulan dengan cakupan topik antara lain ekonomi, keuangan, perbankan, perlindungan konsumen, digital technology, cybersecurity, GRC, sustainable finance, geopolitik, soft skill, leadership, dan lainnya.

Selain webinar, OJK Institute secara khusus akan menyelenggarakan 12 kali pelatihan secara offline dengan peserta yang terbatas dan dipilih secara selektif dari berbagai kalangan, termasuk industri ataupun dari kalangan OJK sendiri.

Cakupan topik pelatihan maliputi digital forensic, keamanan siber, data analytics, climate risk, kegiatan bisnis, dan penerapan sustainable finance untuk Bank Perekonomian Rakyat (BPR) atau industri keuangan non-bank.

Anung pun mengajak pelaku di sektor jasa keuangan untuk memanfaatkan kesempatan tersebut yang tidak hanya sebagai ajang berbagi pengetahuan, tetapi juga sebagai momen untuk memperkuat komitmen bersama dalam mendorong kinerja yang lebih baik.

Baca juga: OJK: Keterbatasan SDM jadi salah satu tantangan SJK terapkan ESG

Pewarta: Rizka Khaerunnisa
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |