Jakarta (ANTARA) - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengajak masyarakat memanfaatkan momentum Ramadhan untuk menyosialisasikan dan mengedukasi orang-orang di sekitar mereka soal keuangan syariah.
“Semoga tahun ini, GERAK Syariah bisa meningkatkan pencapaiannya dari pencapaian-pencapaian yang lalu,” ucap Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Pelindungan Konsumen (KE PEPK) Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Friderica Widyasari Dewi dalam acara Pembukaan Gebyar Ramadan Keuangan Syariah (GERAK Syariah) 2025, dipantau dari Jakarta, Minggu.
Gebyar Ramadhan Keuangan Syariah (GERAK Syariah) merupakan kampanye nasional keuangan syariah selama Bulan Ramadan.
Kampanye tersebut merupakan kolaborasi OJK bersama para pemangku kepentingan (stakeholders) penggerak keuangan syariah antara lain Pelaku Usaha Jasa Keuangan Syariah (PUJKS), Asosiasi Pelaku Jasa Keuangan Syariah, Bank Indonesia (BI), Kementerian Agama Republik Indonesia, Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS), Masyarakat Ekonomi Syariah (MES), Tim Percepatan Keuangan Daerah (TPAKD), Media Massa, influencer, tokoh agama, dan tokoh penggerak keuangan syariah lainnya.
“Kalau tahun lalu sejuta terinklusi, semoga tahun ini bisa dua atau tiga kali lipat. Dengan semangat Ramadhan, tidak ada sesuatu yang mustahil,” kata dia melanjutkan.
Friderica menjelaskan bahwa yang menjadi pekerjaan rumah adalah bagaimana memasyarakatkan ekonomi dan keuangan syariah.
Tantangannya, lanjut dia, adalah membuat produk-produk syariah yang lebih mudah dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
“Mungkin istilah-istilah yang tidak terlalu sulit dipahami, karena kita inginnya ekonomi dan keuangan syariah itu lebih inklusif kepada seluruh masyarakat kita,” ucap dia.
Dalam kesempatan tersebut, Friderica juga menyampaikan bahwa total penyaluran pembiayaan tercatat sebesar Rp643,55 triliun atau tumbuh 9,92 persen yoy. Pertumbuhan ini sejalan dengan pertumbuhan industri perbankan nasional.
Sementara dana pihak ketiga (DPK) yang berhasil dihimpun sebesar Rp753,60 triliun. Angka ini tumbuh sekitar 10 persen yoy, jauh di atas pertumbuhan industri perbankan nasional yang berada dalam kisaran 4-5 persen.
“Untuk saham-saham yang syariah juga terus meningkat. Jumlah investor yang syariah juga terus meningkat. Ini merupakan satu hal yang positif, yang harus kita dorong,” kata Friderica.
Ia berharap agar sosialisasi dan edukasi ihwal syariah tidak hanya gencar pada bulan Ramadhan, tetapi juga digaungkan sepanjang tahun.
“Jangan cuma gencar di bulan Ramadhan saja, karena sepanjang tahun kita harus terus mengupayakan sosialisasi, edukasi, dan inklusi keuangan syariah,” kata Friderica.
Baca juga: OJK: Total aset bank syariah capai Rp980,30 triliun pada akhir 2024
Baca juga: OJK beri sinyal 2 bank syariah hasil konsolidasi akan lahir tahun 2025
Baca juga: OJK: Ada 41 perusahaan asuransi ajukan 'spin off' unit usaha syariah
Pewarta: Putu Indah Savitri
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2025