Semarang (ANTARA) - Motivator dari Kelompok Keluarga Berencana (KB) Pria Kota Semarang, Jawa Tengah, Erwin Mi'rajdi Hariyanto (36) mengatakan KB jangka panjang pria atau vasektomi merupakan bukti cinta tertinggi dari suami untuk istri.
Hal tersebut disampaikan Edwin yang mengaku telah menjalani vasektomi selama tiga tahun dengan tiga orang anak. Alasan utamanya memutuskan vasektomi yakni ingin ikut berkontribusi dalam pengasuhan, mengingat istrinya telah berkorban melahirkan dan sebelumnya merasa lebih sering menstruasi ketika mengenakan KB IUD.
"Vasektomi itu bukti cinta tertinggi suami kepada istri. Sekarang kalau kita berbicara tentang pengasuhan, pasti milenial dan generasi Z sudah banyak yang sadar tentang pentingnya kesetaraan gender. Vasektomi itu bukti nyata juga kesetaraan gender," katanya di Semarang, Rabu.
Motivator KB Pria Erwin Mi'rajdi Hariyanto mengisahkan pengalamannya memutuskan untuk vasektomi sebagai bukti kesetaraan dalam pengasuhan di Semarang, Jawa Tengah, Rabu (15/10/2025). ANTARA/Lintang Budiyanti PrameswariPengusaha asal Semarang tersebut menyebutkan pentingnya menyebarkan kesadaran tentang vasektomi melalui media sosial maupun internet. Berbagai cara telah ditempuhnya bersama 30 kelompok KB, termasuk menginterupsi konten di media sosial melalui jaringan Wi-Fi.
"Jadi sekarang kita mengubah content awareness bukan mengarahkan ke KB, tetapi kita ada program harian dengan menginterupsi konten, menggali algoritma di internet via Wi-Fi. Saat kita terhubung ke jaringan Wi-Fi di suatu tempat tertentu, kita bombardir dan spam dengan mencari konten atau berkomentar di media sosial pemengaruh terkait vasektomi," paparnya.
Sebelum melakukan vasektomi, Edwin mengaku telah menggali berbagai riset tentang metode kontrasepsi tersebut. Pengalamannya sebagai motivator yang pernah terjun di bidang psikologi juga membuatnya sadar bahwa kebahagiaan di dalam hubungan harus diupayakan secara seimbang antara suami dan istri.
"Selama ini perempuan kan sudah banyak sekali berkorban, mulai dari melahirkan, menyusui, hingga merawat anak. Vasektomi jadi salah satu bentuk kontribusi laki-laki untuk membuktikan bahwa tugas utama kita itu membahagiakan istri," paparnya.
Baca juga: Kemendukbangga-UNFPA latih dokter umum tingkatkan kesertaan KB pria
Baca juga: Mengenal vasektomi: Cara kerja, tahapan, dan efek samping
Erwin juga mengemukakan, tingkat pendidikan dan ekonomi seorang laki-laki sangat berkaitan dengan keputusannya untuk berani vasektomi.
"Masih banyak stigma kalau KB itu hanya berlaku untuk perempuan karena laki-laki merasa terluka egonya. Selama ini yang saya temui, resistensi terhadap vasektomi masih terjadi di kalangan laki-laki dengan pendidikan dan ekonomi yang rendah, berbeda dengan mereka yang sudah memiliki kestabilan ekonomi dan tingkat pendidikan lebih baik, mereka lebih mudah untuk langsung setuju vasektomi," tuturnya.
Berdasarkan hasil pemutakhiran pendataan keluarga Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Kemendukbangga)/BKKBN tahun 2024, kesertaan pria dalam ber-KB hanya sekitar 2,45 persen menggunakan kondom dan 0,16 persen menggunakan vasektomi.
Dalam rangka meningkatkan kesertaan ber-KB bagi pria, United Nations Population Fund (UNFPA) secara aktif mendorong dan memfasilitasi keterlibatan laki-laki melalui berbagai program dan strategi di berbagai negara, termasuk Indonesia.
UNFPA juga mendorong peran aktif laki-laki dalam pengambilan keputusan terkait keluarga berencana dan penggunaan kontrasepsi. Mengikutsertakan laki-laki secara aktif dalam program KB berarti mempromosikan kesetaraan gender dan tanggung jawab bersama dalam keluarga.
Di Indonesia, UNFPA bekerja sama dengan pemerintah, Kementerian Kesehatan dan Kemendukbangga/BKKBN dalam meningkatkan akses dan kualitas layanan keluarga berencana bagi laki-laki, khususnya metode vasektomi tanpa pisau.
Baca juga: Mendukbangga: Vasektomi bukti bukan hanya perempuan objek kontrasepsi
Baca juga: Begini cara kerja dan prosedur kontrasepsi vasektomi pada pria
Pewarta: Lintang Budiyanti Prameswari
Editor: Riza Mulyadi
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.


















































