Jakarta (ANTARA) - Head of Proprietary Investment PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia Handiman Soetoyo menyatakan ada lima saham utama pilihan pihaknya dari 80 saham dengan dividen tinggi yang dapat menjadi prefensi baik untuk mendapatkan keuntungan investasi pada tahun ini di tengah ancaman potensi meluasnya dampak perang dagang global.
Dia menyampaikan bahwa 80 saham perusahaan dengan dividen tinggi itu tersebar di seluruh sektor usaha yang ada di bursa, kecuali sektor properti.
“Ada 80 saham yang dapat menjadi pilihan yang baik untuk mendapatkan keuntungan investasi ketika pasar saham penuh ketidakpastian tahun ini. Lima saham utama pilihan Mirae Asset dari 80 saham tersebut adalah PT BPD Jawa Timur Tbk (BJTM), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Bukit Asam Tbk (PTBA), PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS), dan PT Trans Power Marine Tbk (TPMA),” ujarnya dalam acara Media Day: January 2025 - Secure Greater Returns with Dividend Stocks in 2025, dikutip dari keterangan resmi, Jakarta, Rabu.
Kelima saham ini diprediksi bakal menjadi penyumbang terbesar dari prediksi total dividen perusahaan penghuni bursa saham tahun ini, yakni Rp322,4 triliun. Dividen 2025 diprediksi menurun dibanding tahun sebelumnya karena disebabkan adanya kejadian yang di luar kebiasaan pada tahun 2024, terutama dari dividen spesial PT Alamtri Resources Indonesia Tbk (ADRO) senilai Rp41,53 triliun.
Perusahaan-perusahaan dengan dividen tinggi tersebut dianggap berpotensi menawarkan dividen yang menarik tahun 2025, terutama berkaca pada catatan historis pembayaran dividen tahun 2024.
Handiman mencatat nilai dividen yang dibagikan perusahaan tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 2024 kembali mencetak rekor tertinggi sepanjang masa, yakni Rp364,2 triliun atau meningkat 1,9 persen year on year (yoy).
Nilai dividen Rp364,2 triliun yang dibagikan pada 2024 tersebut mencakup dividen tahun buku 2023, termasuk dividen interimnya.
“Untuk musim dividen, puncak musim dividen setiap tahunnya jatuh pada Maret-Juni dan di sepanjang kuartal IV,” kata dia.
Sepanjang 2024, lanjutnya, sektor keuangan dan energi masih menjadi dua sektor dengan kontribusi dividen terbesar dengan kontributor utama seperti ADRO, BBRI, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), dan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI).
“Hal ini mengonfirmasi kedua sektor tersebut masih menjadi sektor yang paling menarik bagi investor yang mengincar dividen,” ungkap Handiman.
Tahun lalu, jumlah perusahaan tercatat yang membagikan dividen juga semakin meningkat, yaitu sebanyak 342 perusahaan dari 323 perusahaan pada 2023, seiring dengan emiten baru bertambah di pasar saham. Meskipun naik secara jumlah, rasio perusahaan pembagi dividen dengan total perusahaan yang listing di bursa turun 38,3 persen pada 2024 dari 39,4 persen pada 2023 seiring dengan lebih sedikitnya perusahaan tercatat baru yang membagikan dividen.
Pada 2024, ADRO dan BBRI disebut menyandang predikat sebagai emiten pembagi dividen terbesar dari sisi nilai, masing-masing Rp54,4 triliun dan Rp48,1 triliun.
Baca juga: Mirae Asset prediksi IHSG capai 8.000 pada 2025
Baca juga: Incar satu juta investor baru, Bank DBS gandeng Mirae hadirkan RDN
Meninjau dari sisi imbal hasil dividen (dividend yield), emiten pembagi dividen terbesar adalah ADRO sebesar 49,4 persen, PT Golden Energy Mines Tbk (GEMS) 20,5 persen, dan PT Baramulti Suksessarana Tbk (BSSR) 19,8 persen.
Dengan setoran dividen yang besar dari BBRI beserta dividen perusahaan-perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BMN) lain, setoran dividen perusahaan pelat merah ke pemerintah hingga November 2024 telah melebihi target, yakni senilai Rp86,4 triliun. Berdasarkan jumlah tersebut, perusahaan BUMN dengan saham tercatat di bursa berkontribusi sebanyak 68,6 persen dari total dividen yang disetorkan kepada kas negara. Secara sektoral, BUMN perbankan masih dominan dengan kontribusi 57,4 persen.
“Mengingat target penerimaan dividen BUMN 2025 yang masih meningkat yaitu Rp90 triliun, kami meyakini BUMN yang listed akan tetap memberikan dividen yang besar tahun ini,” ucap dia.
Pewarta: M Baqir Idrus Alatas
Editor: Evi Ratnawati
Copyright © ANTARA 2025