Mewujudkan polisi ideal, saatnya Polri mereformasi diri 

2 hours ago 2
Perubahan mental pada setiap anggota Polri harus segera dilakukan. Paradigma bahwa polisi bekerja, sehingga layak digaji dari uang rakyat, dengan hanya datang ke kantor setiap hari, perlu dikoreksi total

Bondowoso (ANTARA) - Menjadi polisi di era demokrasi seperti saat ini memang sangat tidak mudah. Polisi menjadi harapan ideal di mata rakyat, sedangkan Polri dihadapkan pada berbagai tantangan yang tidak bisa berubah seketika.

Tentu saja rakyat tidak salah dengan harapannya itu. Hanya saja, upaya polisi, baik melalui institusi maupun upaya perorangan, untuk memenuhi harapan ideal itu tentu memerlukan waktu dan proses, selangkah demi selangkah.

Meskipun banyak bersentuhan dengan aspek fisik, sejatinya pekerjaan polisi di lapangan juga mengandung unsur seni, yakni mengolah jiwa. Di satu sisi, polisi harus tegas, tapi di sisi satunya, saat bersamaan, harus juga mengedepankan sikap humanis.

Hal yang membawa polisi sangat tidak mudah memenuhi harapan itu adalah karena tugas sehari-hari polisi banyak bersentuhan langsung dengan masyarakat.

Saat berhadapan dengan rakyat yang melanggar hukum karena tindakan kriminal, polisi harus mengedepankan kekuatan fisik untuk menjaga keselamatan diri dan orang banyak. Bahkan, nyawa si polisi juga menjadi taruhan. Pada saat itu pula, polisi juga dituntut untuk menjaga hak-hak asasi manusia.

Kita ambil contoh, saat menangani aksi unjuk rasa di gedung DPR RI, Jakarta, beberapa waktu lalu. Polisi menyadari bahwa yang mereka hadapi, sekaligus dijaga adalah rakyatnya sendiri. Pada situasi normal, polisi yang ideal bisa terwujud dengan mudah, tapi pada situasi yang mulai ricuh, polisi dituntut harus tegas.

Bagaimana mengelola kondisi jiwa dengan nuansa yang sesungguhnya bertolak belakang itu harus hadir secara bersamaan?

Baca juga: Anggota DPR sarankan Presiden Prabowo pimpin langsung reformasi Polri

Baca juga: GNB: Presiden Prabowo segera bentuk Komisi Reformasi Polri

Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |