Jakarta (ANTARA) - Meta berusaha memikat pembuat konten di TikTok untuk menggunakan platform media sosial miliknya dengan menjanjikan bonus hingga 5.000 dolar AS atau sekitar Rp81 juta serta menawarkan kesepakatan konten dan dukungan untuk menumbuhkan komunitas.
Menurut siaran TechCrunch, perusahaan teknologi itu pada Selasa (21/1) mengumumkan bahwa pembuat konten TikTok yang memenuhi syarat bisa mendapatkan bonus hingga 5.000 dolar AS dalam tiga bulan apabila mereka mengunggah Reels di Facebook dan Instagram.
Kreator-kreator itu juga akan mendapatkan akses ke program Monetisasi Konten Facebook, yang memungkinkan kreator memperoleh uang untuk video, foto, dan kiriman teks mereka di Facebook.
Selain itu, Meta akan menawarkan beberapa kesepakatan konten kepada kreator TikTok untuk membantu mengembangkan audiens mereka di Instagram dan Facebook.
Pembuat konten baru di Instagram dan Facebook juga akan mendapatkan kesempatan uji coba gratis Meta Verified, yang memungkinkan mereka mendapat lencana biru di akun pribadi, dukungan akun, dan perlindungan dari akun peniru.
Meta juga mengumumkan bahwa mereka akan menghadirkan perubahan pada Reels agar format video berdurasi pendek itu lebih menarik bagi pembuat konten TikTok.
Misalnya, pembuat konten Instagram yang berbasis di Amerika Serikat sekarang dapat mengunggah video Reel berdurasi hingga tiga menit, lebih panjang dari ketentuan sebelumnya selama 90 detik.
Selain itu, Meta akan memperluas jangkauan Reels di platform media sosialnya, karena perusahaan berencana merekomendasikan Reels di lebih banyak tempat di Instagram di Facebook.
Misalnya, pengguna akan melihat lebih banyak video Reel yang direkomendasikan di umpan beranda mereka. Mereka mungkin juga akan melihat lebih banyak Reel di hasil pencarian mereka.
Baca juga: TikTok kembali beroperasi di AS beberapa jam usai penangguhan layanan
Baca juga: China berharap TikTok bisa tetap beroperasi di Amerika Serikat
Dalam upaya untuk lebih menarik pembuat konten TikTok ke platformnya, Meta juga mengoptimalkan sistem peringkat untuk memungkinkan kreator baru menarik lebih banyak audiens baru.
Kepala Instagram Adam Mosseri telah mengumumkan hadirnya layanan baru di Instagram yang disebut Edits, yang dapat digunakan untuk memotong, menyambungkan, dan menghasilkan video seperti aplikasi pengeditan lainnya tapi dilengkapi alat kreatif.
Pemerintah Amerika Serikat sedianya memberlakukan pelarangan layanan TikTok mulai 19 Januari 2025.
Layanan TikTok sempat tidak aktif selama 12 jam pada akhir pekan karena pemberlakuan pelarangan, tetapi kemudian aktif lagi.
Meskipun sudah bisa diakses lagi, aplikasi milik perusahaan ByteDance asal China itu belum muncul lagi di toko aplikasi.
Presiden Amerika Serikat Donald Trump pada Senin (20/1) telah menandatangani perintah eksekutif untuk menunda batas waktu pelarangan TikTok selama 75 hari dan memberi tahu Departemen Kehakiman untuk tidak menegakkan hukuman pelarangan tersebut.
Kendati demikian, belum diketahui apakah aplikasi itu akan tersedia kembali di toko aplikasi Apple dan Google.
Baca juga: Trump tanda tangani perintah eksekutif penundaan pelarangan TikTok
Baca juga: Kreator konten TikTok di AS buat perpisahan emosional jelang penutupan
Penerjemah: Farhan Arda Nugraha
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2025