Surabaya (ANTARA) - Minggu sore, sejumlah jalan protokol di Kota Surabaya ditutup total, karena ada pergelaran Parade Surabaya Juang, kegiatan tahunan yang merupakan salah satu ikon dari Kota Pahlawan itu.
Sedikitnya 2.000 peserta terlibat dalam agenda setiap November, sebagai bagian dari upaya memeriahkan Hari Pahlawan yang diperingati setiap tanggal 10 November.
Aksi teatrikal tentang perjuangan Arek-arek Suroboyo dalam merebut kemerdekaan disuguhkan dalam teater kolosal ini. Sejak tahun 2008, sejumlah elemen masyarakat terlibat aktif dalam kegiatan ini, mulai dari veteran pejuang, komunitas sejarah, komunitas sepeda tua, anggota kepolisian dan TNI, pelajar, serta para seniman.
Mereka berjalan sepanjang 2,5 kilometer yang dimulai dari Tugu Pahlawan, hingga Balai Pemuda (Alun-Alun Surabaya). Mereka beraksi bak pejuang, lengkap mengenakan atribut perlawanan terhadap penjajah.
Ledakan suara bom dan dentuman suara senapan menambah suasana heroik di acara itu. Teriakan semangat membara para pejuang, rintihan mereka yang terluka terkena tembakan menjadikan suasana semakin heroik.
Disusul kemudian para perawat yang dengan sigap membantu para pejuang, hingga akhirnya kemenangan berhasil diraih untuk kemerdekaan Indonesia.
Konvoi kendaraan lawas dan juga alutsista, seperti kendaraan taktis dari TNI turut mewarnai sepanjang parade juang berlangsung.
Sejak awal pertunjukan teatrikal kolosal disajikan di tiga titik utama di sepanjang rute dari Tugu Pahlawan sebagai pembuka, berlanjut ke Perempatan Siola, dengan adegan perlawanan dan mencapai klimaks pertempuran di Balai Pemuda.
Parade ini melintasi jalur bersejarah, seperti Jalan Tunjungan dan berhenti di depan Hotel Majapahit untuk prosesi penghormatan bendera kemudian dilanjutkan menuju ke Balai Pemuda atau Alun-Alun Surabaya. Hotel Majapahit yang dulu dikenal sebagai Hotel Oranje merupakan lokasi perobekan bendera Belanda menjadi merah putih oleh para pejuang muda Kota Surabaya.
Parade Surabaya Juang bukan sekadar perayaan, akan tetapi merupakan upaya Pemkot Surabaya untuk memasarkan dan mempromosikan Kota Pahlawan. Acara ini juga kembali diajukan agar masuk ke dalam daftar Karisma Event Nusantara (KEN) dan dirangkai dengan kegiatan lain yang memberi dampak ekonomi positif bagi usaha mikro kecil menengah (UMKM) di Kota Pahlawan.
Memperingati Hari Pahlawan di Kota Surabaya ini diwarnai dengan tiga agenda utama, yakni nostalgia Tjangkroekan Djoeang di Tugu Pahlawan pada 31 Oktober–1 November 2025, Parade Juang yang menampilkan teatrikal kolosal pada 2 November 2025. Perayaan ditutup dengan sentuhan modern melalui HerockMob, festival musik rock yang digelar di sebuah plaza di Kota Lama Surabaya, 8 November 2025.
Surabaya Epic
Setiap tahun, kegiatan Parade Juang Surabaya mengusung tema yang berbeda dan tahun ini mengusung tema "Surabaya Epic", dengan membawakan kisah perjuangan tokoh-tokoh pahlawan perempuan yang namanya jarang terekspos.
Tokoh pahlawan perempuan itu, di antaranya ada Lukitaningsih, seorang pemimpin Laskar Putri yang berperan vital di dapur umum dalam perjuangan Surabaya tahun 1945 yang diperankan Ketua Tim Penggerak (TP) PKK Kota Surabaya Rini Indriyani.
Selain itu, ada pula teatrikal yang menceritakan "Mbok Dar Mortir", tokoh pahlawan perempuan yang turut berperan dalam pertempuran di Kota Surabaya.
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengatakan teatrikal Parade Surabaya Juang 2025 ini menceritakan bahwa perjuangan seorang perempuan, saat itu sangat luar biasa. Hal ini menunjukkan bahwa seorang perempuan juga berperan dalam perjuangan merebut kemerdekaan.
"Karena itulah, saya selalu mengatakan, di zaman seperti ini, di zaman modern seperti ini, peran perempuan sangat penting dalam merebut kemerdekaan di Kota Surabaya," katanya.
Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.


















































