Menyiapkan titik pangan mengawal Ramadhan

5 hours ago 2
Operasi Pasar Pangan Murah merupakan langkah strategis pemerintah menyiapkan titik penjaga pangan

Jakarta (ANTARA) - "Indonesia bercahaya," kalimat yang menggema di ruang Kantor Pos Jakarta Selatan itu seolah menyuntikkan energi positif bagi masyarakat yang selalu mengharapkan pangan murah dan stabil menjelang Ramadhan.

Kalimat itu diucapkan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman ketika menyapa warga dengan ramah, yang berdatangan silih berganti untuk membeli kebutuhan pokok dalam Operasi Pasar Pangan Murah. Bagi Mentan, Indonesia bercahaya setelah kebijakan Presiden Prabowo yang menurunkan harga tiket pesawat, listrik, biaya haji, dan harga pangan.

Mentan berupaya membangkitkan semangat dan mengingatkan masyarakat bahwa pemerintah hadir untuk menjaga kestabilan harga pangan selama Ramadhan dan Idul Fitri 2025.

Warga yang datang terlihat tertib antre di pasar murah di Kantor Pos. Mereka begitu antusias mencari komoditas yang dijual di bawah harga eceran tertinggi (HET), di tengah kekhawatiran melambungnya harga pangan.

Setiap warga yang ingin membeli komoditas pangan harus antre. Suasana tetap terjaga dengan ketertiban diiringi senyum petugas Pos yang siap melayani setiap pelanggan dengan ramah.

Di sisi lain, empat mobil boks yang terparkir rapi di area parkir Kantor Pos menjual berbagai bahan pangan, dari telur ayam ras, bawang merah, cabai, hingga daging kerbau.

Operasi Pasar Murah menjadi langkah strategis pemerintah untuk memastikan stabilitas harga di seluruh Indonesia menjelang Ramadhan hingga Idul Fitri.

Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman dalam peluncuran operasi pasar pangan murah yang dipusatkan di Kantor Pos Flora Jakarta, Senin (24/2/2025). ANTARA/Harianto

Pasar Murah

Pemerintah Indonesia menggulirkan Operasi Pasar Pangan Murah sebagai upaya memenuhi harapan rakyat agar harga kebutuhan pokok tetap terjangkau menyambut Ramadhan.

Peluncuran operasi pasar dilakukan penuh semangat oleh Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman di Kantor Pos Flora Jakarta, didampingi oleh Wakil Menteri Pertanian Sudaryono dan pejabat lainnya.

Operasi pasar pangan dihadirkan untuk menstabilkan harga, agar umat Muslim menjalani Ramadhan dengan tenang, sesuai dengan arahan Presiden Prabowo Subianto.

Dengan semangat kebersamaan, 4.500 gerai PT Pos Indonesia akan mengalirkan pangan murah ke seluruh penjuru negeri, bersatu dengan BUMN pangan untuk memastikan ketersediaan bahan makanan di setiap sudut tanah air.

Badan Usaha Milik Negara seperti Bulog, ID FOOD, Berdikari, PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI), dan PT Perkebunan Nusantara (PTPN) siap menyuplai kebutuhan pangan, mewujudkan jaminan bagi rakyat bahwa kebutuhan hidup dapat dipenuhi dengan harga yang tetap stabil.

Komoditas yang dijual di pasar murah ini akan menjaga daya beli masyarakat, mengusir ketidakpastian harga yang sering datang menjelang Idul Fitri, menghadirkan kenyamanan bagi setiap keluarga di tanah air.

Para pedagang diminta untuk tidak melewati harga eceran tertinggi yang telah ditetapkan, agar kesejahteraan rakyat tetap terjaga, dengan ancaman tegas bagi yang coba melanggar segera ditindak tegas Satgas Pangan.

Operasi pasar ini dimulai pada 24 Februari dan diagendakan berakhir pada 29 Maret 2025, sebuah rentang waktu yang memberi kesempatan bagi setiap orang untuk merasakan kebaikan pangan yang terjangkau di tengah kesibukan Ramadhan.

Komoditas pada operasi pasar adalah beras SPHP yang dijual Rp12.000 per kilogram (HET Rp12.500), bawang putih Rp32.000 per kilogram (HET Rp40.000), daging kerbau beku Rp75.000 per kilogram (HET Rp80.000), gula konsumsi Rp15.000 per kilogram (HET Rp18.500), Minyakita Rp14.700 per liter (HET Rp15.700), serta daging ayam ras Rp34.000 per kilogram (HET Rp40.000).

Mayoritas barang dijual di bawah HET, menjadi harapan bagi mereka yang ingin menjalani Ramadhan dengan hati tenang dan perut yang terisi.

Sementara itu, komoditas pangan seperti komoditi cabai rawit merah Rp28.000 per 0,5 kg dan Rp55.000 per kg, bawang merah Rp27.000 per kg, telur ayam ras Rp27.000 per kg.

Komoditas ini menjelma menjadi pilihan tepat untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, menghapus kerisauan akan lonjakan harga menjelang perayaan Idul Fitri.

Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi menyatakan, selain melibatkan 4.500 titik jaringan PT Pos Indonesia, program itu turut didukung Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kementerian Pertanian di 88 titik lokasi.

PT Charoen Pokphand Indonesia dengan 2.200 gerai dan PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk dengan 553 gerai turut mendukung dengan menjual daging ayam ras beku dengan harga khusus Rp34.000 per ekornya.

Pemerintah menyiapkan 70 ribu kiloliter untuk Minyakita, setiap warga hanya bisa membeli 2 liter. Untuk bawang putih disiapkan 20 ribu ton dengan maksimal pembelian 1 kg tiap konsumen.

Gula konsumsi 50 ribu ton dengan maksimal 2 kg per konsumen. Untuk daging kerbau beku 19 ribu ton dengan maksimal pembelian 2 kg setiap konsumen. Beras SPHP 100 ribu ton dengan maksimal pembelian 10 kg per konsumen.

Direktur Bisnis Kurir dan Logistik PT Pos Indonesia Tonggo Marbun diwawancara seusai peluncuran operasi pasar pangan murah di Kantor Pos Flora Jakarta, Senin (24/2/2025). ANTARA/Harianto

4.500 gerai Kantor Pos

Kantor Pos, dengan jaringannya yang luas, menjadi instrumen negara untuk melaksanakan operasi pasar, menyentuh setiap sudut negeri dengan melibatkan 4.500 gerai di seluruh Indonesia.

"Kantor Pos punya jaringan 4.500 gerai dan itu dipandang strategis oleh Menteri Pertanian sebagai instrumen negara untuk melakukan operasi pasar ini," kata Direktur Bisnis Kurir dan Logistik PT Pos Indonesia Tonggo Marbun.

Operasi pasar ini dibuka untuk umum, namun dengan beberapa batasan yang perlu diperhatikan, untuk mencegah pembelian yang berlebihan dan memastikan setiap orang mendapatkan bagiannya secara adil dan bijak.

Sebagai langkah mitigasi, setiap komoditas dijual dengan batas kewajaran; minyak goreng tak boleh lebih dari dua atau tiga liter, dan bawang putih hanya bisa dibeli dalam jumlah wajar — tidak lebih dari satu kilogram.

Saat ini, Kantor Pos menyediakan titik penjualan yang siap dilaksanakan, dengan 215 titik di Pulau Jawa dan tambahan 110 titik di seluruh Indonesia, memastikan distribusi pangan yang merata di setiap provinsi.

Pelaksanaan operasi pasar ini sangat bergantung pada penyedia komoditas, dengan BUMN seperti ID FOOD, Bulog, dan PTPN, serta kontribusi swasta dan asosiasi, yang bekerja sama untuk memastikan pangan terdistribusi dengan baik.

Secara bertahap, operasi pasar ini akan berkembang, dengan harapan penambahan titik gerai yang semakin banyak, mencakup hingga 4.500 titik yang ditargetkan, menjangkau lebih banyak masyarakat di seluruh nusantara.

Jam operasional pasar ini dimulai pukul 08.00, namun fleksibilitas akan diterapkan berdasarkan antrean masyarakat dan ketersediaan stok, memastikan kenyamanan dalam setiap transaksi yang dilakukan.

Operasi pasar ini melibatkan Satgas Pangan, yang didampingi oleh pihak Polri, untuk menjaga stabilitas harga, menanggulangi penjualan yang melanggar harga eceran tertinggi, serta menjaga keamanan dan ketertiban selama pelaksanaan di lapangan.

Dwi, warga Cilandak Barat, Jakarta Selatan diwawancara seusai membeli sejumlah komoditas pangan di operasi pasar pangan murah di Kantor Pos Flora Jakarta, Senin (24/2/2025). ANTARA/Harianto

Harga terjangkau

Penjualan komoditas pangan di Operasi Pangan Murah menyentuh hati banyak warga, terutama mereka yang merasakan manfaatnya secara langsung.

Dwi, seorang ibu rumah tangga yang tinggal di Cilandak Barat, Jakarta Selatan, mengungkapkan rasa syukurnya. Program seperti itu sangat membantu, apalagi untuk ibu-ibu sehingga ia berharap program serupa bisa berlanjut.

Informasi mengenai operasi pasar murah ini sampai ke telinga Dwi lewat grup WhatsApp RT setempat. Tanpa pikir panjang, ia segera memutuskan untuk datang pagi-pagi dan memanfaatkan kesempatan untuk membeli kebutuhan pokok dengan harga yang lebih terjangkau.

Dwi membeli gula, bawang putih, dan cabai di pasar murah tersebut. Ia mengungkapkan bahwa harga yang ditawarkan jauh lebih murah dibandingkan harga pasaran.

"Gula di sini Rp15 ribu, sementara di warung bisa mencapai Rp20 ribu. Di supermarket, harganya bisa Rp17.500 per kilogram. Lumayan sekali," ujarnya dengan bahagia.

Untuk cabai, Dwi juga merasa sangat terbantu. Di luar, cabai harganya Rp100 ribu per kilogram, tapi di operasi pasar dia membeli setengah kilogram hanya dengan Rp28 ribu.

"Jauh banget kan?" katanya sambil tersenyum.

Selain itu, bawang putih yang biasanya dijual dengan harga Rp40 ribu per kilogram, di pasar murah ini hanya dijual seharga Rp32 ribu per kilogram.

Dwi merasa sangat puas dengan hasil belanjaannya dan merasa senang bisa membeli barang-barang kebutuhan sehari-hari dengan harga yang lebih terjangkau.

Ahmad, seorang pria berusia 58 tahun asal Tangerang, juga merasakan manfaat dari pasar murah ini.

Ia membeli beras ukuran 5 kilogram dengan harga Rp55 ribu, sebuah harga yang lebih terjangkau bagi dompetnya dibandingkan dengan harga di pasaran yang bisa mencapai Rp80 ribu.

"Saya beli di sini karena lebih murah. Di luar, beras ukuran 10 kilogram bisa mencapai lebih dari Rp100 ribu. Sedangkan yang 5 kilogram di luar harganya bisa Rp80 ribu. Di sini, hanya Rp55 ribu," kata Ahmad dengan penuh rasa syukur.

Ahmad mendapat informasi mengenai pasar murah ini dari Kantor Pos saat ia sedang mengantar paket. Ia pun memanfaatkan hal itu untuk membeli beras untuk keluarga kecilnya.

Bagi Ahmad, pasar murah ini bukan hanya soal mendapatkan barang dengan harga lebih murah, tetapi juga tentang bagaimana program ini dapat meringankan beban keluarga, terutama menjelang bulan suci Ramadhan.

Operasi Pasar Pangan Murah merupakan langkah strategis pemerintah menyiapkan titik penjaga pangan, memastikan harga tetap stabil dan terjangkau bagi masyarakat selama Ramadhan hingga perayaan Idul Fitri 2025.

Baca juga: Jaktim siapkan pasar murah selama Ramadhan 2025

Baca juga: Pasar murah menyapa masyarakat Jakarta di 240 lokasi

Editor: Sapto Heru Purnomojoyo
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |