Jakarta (ANTARA) - Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Arifah Fauzi mendorong sinergi pemerintah dan organisasi perempuan dalam memperkuat partisipasi perempuan di berbagai bidang pembangunan dan upaya bersama menurunkan angka kekerasan pada perempuan dan anak.
"Perwatt (Perhimpunan Wanita Alumni Timur Tengah) sebagai organisasi yang mewadahi para alumni perempuan dari berbagai universitas di Timur Tengah memiliki potensi yang luar biasa untuk menjadi motor penggerak perubahan sosial," kata Menteri PPPA Arifah Fauzi di Jakarta, Minggu.
Hal itu dikatakannya pada pelantikan Pengurus Pusat, Wilayah, dan Cabang Istimewa Perhimpunan Wanita Alumni Timur Tengah (Perwatt) periode 2025 - 2030.
Menurut dia, perempuan Muslimah berperan penting sebagai agen dakwah, pendidikan, dan pemberdayaan di berbagai bidang kehidupan.
Lebih lanjut ia menekankan bahwa perempuan mengisi hampir setengah dari jumlah penduduk Indonesia.
Baca juga: Menteri PPPA ajak santri bijak gunakan internet cegah kekerasan online
Oleh karena itu, kemajuan bangsa hanya dapat dicapai apabila perempuan berdaya dan memperoleh jaminan perlindungan dari segala bentuk kekerasan.
"Kami mengajak Perwatt untuk bersinergi dalam tiga hal yang substansial guna menciptakan pembangunan manusia yang setara, khususnya melalui peran perempuan," kata Menteri PPPA.
Pertama, langkah awal menuju pemberdayaan adalah memastikan terciptanya ekosistem yang aman melalui edukasi pencegahan kekerasan bagi perempuan dan anak.
Kedua, mendorong perempuan agar berdaya secara ekonomi sebagai subyek aktif pembangunan sehingga mampu menopang kesejahteraan keluarga.
Ketiga, memperkuat literasi digital agar perempuan dan anak dapat memanfaatkan teknologi secara positif dan terhindar dari dampak negatif dunia digital.
Baca juga: Kebun Pangan Perempuan langkah nyata pemberdayaan perempuan level desa
Baca juga: Menteri PPPA sebut pembentukan UPTD PPA telah mencapai 73 persen
Pewarta: Anita Permata Dewi
Editor: Riza Mulyadi
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.


















































