Jakarta (ANTARA) - Menteri Lingkungan Hidup (LH)/Kepala Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (BPLH), Hanif Faisol Nurofiq mengingatkan pentingnya menjaga kawasan gambut dan mangrove di Kalimantan untuk upaya menekan emisi gas rumah kaca (GRK).
"Kawasan gambut di Kalimantan Barat, mencakup sekitar 2,4 juta hektare, memegang peranan besar dalam menyerap karbon dioksida. Oleh karena itu, pengelolaan gambut dan mangrove yang berkelanjutan sangat vital untuk mendukung pencapaian target pengurangan emisi karbon," kata Menteri LH/Kepala BPLH, Hanif dalam keterangan diterima di Jakarta, Selasa.
Baca juga: Sawit ilegal berdampak terhadap kawasan hidrologis gambut
Jika gambut terbakar, lanjutnya, kerusakan yang ditimbulkan tidak dapat dipulihkan lagi.
Saat mengunjungi Desa Mandiri Peduli Gambut di Desa Peniraman, Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat pada Minggu (18/5), Hanif meninjau kesiapan desa menghadapi musim kemarau yang rawan kebakaran.
Hal itu mengingat sekitar 800 desa di Indonesia terletak di kawasan gambut yang membutuhkan perhatian serius dalam pengelolaannya. Desa harus didorong untuk segera memperoleh sertifikat penyerapan emisi karbon yang tidak hanya mendukung komitmen Indonesia dalam perubahan iklim, tetapi juga memberikan nilai ekonomi yang bermanfaat bagi masyarakat setempat.
Untuk itu, dia menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta serta akademisi untuk menjaga kelestarian mangrove dan gambut. Dengan pengelolaan yang baik, kawasan gambut dan mangrove dapat mendukung pencapaian target emisi karbon yang ditetapkan dalam Nationally Determined Contribution (NDC) Indonesia.
Sektor swasta, terutama sektor perkebunan kelapa sawit yang beroperasi di daerah gambut, diharapkan turut serta dalam mendukung program itu, salah satunya melalui sertifikasi penyerapan karbon yang bernilai ekonomi.
Baca juga: Dukungan sosial kunci keberhasilan perkebunan sawit di lahan gambut
Baca juga: Terminal Gambut Barakat siapkan 104 armada bus mudik Lebaran 2025
Menteri Hanif juga mengajak masyarakat untuk berperan aktif dalam pemulihan dan perawatan ekosistem gambut dan mangrove, salah satunya melalui program Desa Mandiri Peduli Gambut. Dia juga menekankan Indonesia harus berkomitmen untuk melindungi ekosistem gambut dan mangrove demi tercapainya Indonesia bebas emisi.
"Menjaga kawasan gambut dan mangrove untuk masa depan yang lebih baik, demi keberlanjutan lingkungan hidup kita dan generasi yang akan datang," kata Hanif Faisol Nurofiq.
Pewarta: Prisca Triferna Violleta
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2025