Mentan tekankan penyaluran beras SPHP hanya saat mendesak

3 months ago 25
Kita lihat keadaan, kalau itu tidak mendesak, jangan dulu disalurkan beras SPHP

Jakarta (ANTARA) - Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menekankan penyaluran beras Program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) hanya dilakukan bila dalam kondisi mendesak agar tidak menekan harga gabah di tingkat petani dan tetap menjaga keseimbangan pasar.

Amran ditemui di Jakarta, Rabu, mengatakan meskipun saat ini stok cadangan beras pemerintah (CBP) sebanyak 4 juta ton yang tersimpan di gudang Perum Bulog, namun penyaluran beras melalui Program SPHP masih menunggu evaluasi situasi lapangan secara menyeluruh.

"Kita lihat keadaan, kalau itu tidak mendesak, jangan dulu (disalurkan beras SPHP)," kata Mentan.

Penyaluran beras SPHP tidak akan dilakukan bila tidak dalam kondisi mendesak, karena langkah tersebut dikhawatirkan dapat menekan harga gabah yang justru akan merugikan petani.

Langkah selektif dalam distribusi SPHP diambil guna memastikan keseimbangan harga di tingkat produsen dan konsumen tetap terjaga, serta menghindari dampak buruk terhadap kesejahteraan petani nasional.

Pemerintah tetap mempertimbangkan untuk menyalurkan SPHP bila dibutuhkan masyarakat.

"Kenapa? Penyaluran SPHP itu bisa memukul harga (gabah), memukul balik ke petani. Tetapi kalau dibutuhkan, nah (segera di salurkan)," kata Mentan.

Sebelumnya, pada kesempatan terpisah, Mentan menyebut stok cadangan beras pemerintah (CBP) yang saat ini dikelola oleh Perum Bulog mencapai 4 juta ton lebih, angka tertinggi yang pernah dicapai Indonesia dalam waktu 57 tahun terakhir.

Amran yakin target swasembada beras yang semula ditargetkan terwujud pada tahun ke-4 pemerintahan Presiden Prabowo Subianto, dapat tercapai lebih cepat yaitu pada tahun ke-3.

“Target dari Bapak Presiden, dari awal rencana kita swasembada 4 tahun, kemudian 3 tahun. Mudah-mudahan tahun ini tidak ada impor,” kata Mentan Amran Sulaiman saat jumpa pers di Kantor Presiden, Istana Kepresidenan RI Jakarta, Senin (2/6).

“Stok (beras) kita sekarang ini ada 4 juta ton lebih, tertinggi selama 57 tahun, dan pernah kita capai 3 juta ton itu tahun 1984,” sambung Amran.

Di sisi lain, Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi mengatakan saat ini beras SPHP belum bisa disalurkan karena masih dalam masa panen raya.

Program ini sendiri memerlukan rapat koordinasi terbatas (rakortas) dengan Presiden Prabowo.

"Itu kan ada anggaran pemerintah untuk melakukan stabilisasi. Kalau kita lagi panen raya, panen rayanya belum habis, SPHP-nya tidak perlu, kecuali daerah-daerah tertentu harga berasnya sudah naik," kata Arief di Jakarta, Jumat (16/5).

Baca juga: Mentan proyeksikan Kopdes raup Rp50 triliun gantikan tengkulak

Baca juga: Mentan dorong pengusutan dugaan permainan mafia pangan di Cipinang

Baca juga: Mentan jelaskan anomali harga beras naik di tengah stok melimpah

Pewarta: Muhammad Harianto
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |