Jakarta (ANTARA) - Menteri Sosial (Mensos) Saifullah Yusuf menegaskan pihaknya tidak akan memberlakukan seleksi masuk bagi calon murid Sekolah Rakyat sesuai arahan Presiden Prabowo Subianto.
“Yang penting itu sesuai arahan Presiden ya, tanpa tes akademik. Kemudian tentu mereka berada di Desil 1 DTSEN, Desil 1 itu miskin ekstrem dan miskin,” ucap Mensos Saifullah Yusuf usai Rapat Koordinasi Tingkat Menteri Penyelenggaraan Sekolah Rakyat di Jakarta pada Kamis.
Lebih lanjut Mensos menjelaskan para calon murid yang berada di dalam Desil 1 dan berkeinginan untuk mengenyam pendidikan formal tersebut akan melewati tahapan verifikasi administrasi dan kunjungan lapangan oleh pendamping sosial, Dinas Sosial, dan BPS.
Baca juga: Mensos pastikan Sekolah Rakyat dimulai tahun ini
Setelah secara administrasi memenuhi syarat, lanjut dia, para calon murid kemudian mengikuti tahapan cek kesehatan guna memastikan kondisi kesehatan mereka siap untuk langsung mengikuti masa orientasi dan matrikulasi yang telah disiapkan oleh Sekolah Rakyat.
Apabila ditemukan calon murid Sekolah Rakyat yang tengah mengidap penyakit tertentu, pihaknya akan bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) guna memastikan pengobatan serta proses pemulihan kesehatan calon murid tersebut.
“Ya karena ini sekolah berasrama, maka yang memiliki penyakit menular bukan terus tidak diterima. Ini kami akan bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan untuk memastikan mereka bisa diobati dan disembuhkan. Kalau sudah sembuh, nanti tentu bisa ikut proses belajar mengajar di sekolah,” kata Mensos.
Baca juga: Seleksi administrasi calon siswa Sekolah Rakyat dimulai
Mensos pun menegaskan semua pihak senantiasa menyatakan komitmennya untuk mendukung percepatan pelaksanaan program prioritas nasional tersebut.
Sebagai informasi, rapat hari itu dihadiri oleh jajaran kementerian dan lembaga terkait, termasuk Kementerian PANRB, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah, BKN, dan Kementerian PPPA.
Baca juga: Mensos: 65 titik sudah siap selenggarakan Sekolah Rakyat tahun ini
Pewarta: Hana Dewi Kinarina Kaban
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2025