Sleman (ANTARA) - Menteri Sosial Saifullah Yusuf menegaskan bahwa guru, wali asuh, dan wali asrama memiliki peran sentral dalam proses pembelajaran atau pendidikan di Sekolah Rakyat (SR).
"Guru, wali asuh maupun wali asrama merupakan satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan, mereka ini memiliki peran sentral bagi para siswa SR," kata Saifullah Yusuf saat membuka Pembekalan Wali Asuh dan Wali Asrama Sekolah Rakyat di BBPPKS Regional III Yogyakarta, di Kalasan, Kabupaten Sleman, Rabu.
Menurut dia, guru, wali asuh, dan wali asrama diharapkan menjadi satu kesatuan untuk mendidik anak-anak yang tangguh, paling tidak menjadi pintar, berkarakter, dan terampil.
"Sehingga para wali asuh dan wali asrama ini diberikan pembekalan dari nara sumber yang kompeten termasuk dari Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI)," katanya.
Ia mengatakan, melalui pembekalan ini para pendamping anak-anak, di samping memahami tugas dan tanggung jawabnya, para wali asuh dan wali asrama diharapkan juga memiliki empati, kesabaran, dan komitmen kuat agar bisa melayani para siswa.
"Wali asuh dan wali asrama juga untuk memastikan siswa merasa aman dan nyaman, baik di ruang kelas maupun asrama. Tiga hal yang kami hindari dan kami mitigasi di SR ini, yakni perundungan, kekerasan seksual maupun intoleransi," katanya.
Gus Menteri juga menegaskan bahwa keberadaan wali asuh dan wali asrama juga mendapat pengawasan baik secara internal hingga berbagai instansi.
"Kemensos juga akan melakukan monitoring dan evaluasi secara simultan dilakukan serta menerapkan teknologi seperti CCTV dan juga manajemen berbasis digital," katanya.
Baca juga: Mensos: Siswa Sekolah Rakyat dapat pemenuhan gizi yang baik
Baca juga: Mensos ajak Dinsos DIY-Jateng sukseskan Sekolah Rakyat
Ia mengatakan, para wali asuh dan wali asrama juga memiliki hak-hak seperti honor hingga intensif lainnya dengan statusnya sebagai ASN dari jalur P3K.
"Semuanya sudah ditentukan, baik itu hak dan kewajiban para guru, wali asuh, dan wali asrama," katanya.
Selain itu, masalah kedisiplinan siswa juga menjadi perhatian utama, sehingga setiap anak memiliki jadwal ketat sejak bangun tidur sampai tidur kembali.
"Kami melibatkan peran TNI maupun Polri dalam penguatan kedisiplinan para siswa, anak-anak dilatih untuk bisa disiplin," katanya.
Menurut dia, yang paling penting adalah tiga kunci memahami Sekolah Rakyat, yakni memuliakan wong cilik seperti duafa, masyarakat ekonomi lemah, dan mereka yang selama ini suara tidak terdengar.
"Pada program SR ini memberikan penghormatan dan fasilitas yang unggul kepada mereka," katanya.
Kunci lainnya yakni menjangkau mereka yang selama ini belum terjangkau dan memungkinkan yang tidak mungkin.
"Presiden Prabowo mengajak kita menoleh kepada mereka, banyak anak yang belum sekolah, tidak sekolah dan berpotensi putus sekolah di usia mereka yg seharusnya sekolah," katanya.
Baca juga: Di hadapan Mensos, Kepsek SRMA 43 Magelang terharu perubahan siswanya
Baca juga: Cucun tegaskan DPR terus kawal Sekolah Rakyat agar sesuai visi Prabowo
Pewarta: Victorianus Sat Pranyoto
Editor: Riza Mulyadi
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.