Jakarta (ANTARA) - Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa mengatakan "Patriot Bond" dapat memberikan keuntungan bagi Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara Indonesia).
Di sisi lain, pihaknya akan tetap mengawasi penggunaan obligasi tersebut, seiring dengan status Menkeu Purbaya selaku jajaran Dewan Pengawas Danantara.
"Danantara mah untung kalau pakai Patriot Bond. Saya awasi saja dari jauh, tapi rasanya sih risikonya kecil dan menguntungkan untuk Danantara," ujar Menkeu Purbaya seusai melakukan Serah Terima Jabatan (Sertijab) di Kantor Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), Jakarta, Rabu malam.
Purbaya mengakui bahwa dirinya memang belum membedah secara detail terkait dengan Patriot Bond.
Menurut dia, penerbitan obligasi tersebut menjadi urusan antara Danantara Indonesia dengan investor.
Baca juga: Sebulan jadi Menkeu, Purbaya: Penuh tantangan, tapi bisa dikendalikan
Dengan demikian, Ia menegaskan bahwa dirinya tidak dapat menjawab terkait asas keadilan yang berkaitan dengan Patriot Bond, dikarenakan Kementerian Keuangan tidak terlibat langsung terkait obligasi tersebut.
"Tapi apakah fair atau enggak? Itu saya gak tahu. Saya enggak terlibat desainnya. Ini (Patriot Bond) sudah ada sebelum saya masuk (ke Kemenkeu)," ujar Purbaya.
Patriot Bond merupakan instrumen pembiayaan strategis yang lazim digunakan di berbagai negara, seperti Jepang hingga Amerika Serikat (AS), yang diterbitkan dengan tujuan untuk memperkuat kemandirian pembiayaan nasional
Patriot Bond diterbitkan dalam dua seri, yaitu seri dengan jangka tenor lima tahun dan tujuh tahun, yang keduanya menawarkan imbal hasil sebesar dua persen.
Danantara Indonesia berhasil mengumpulkan dana Patriot Bond senilai Rp50 triliun, yang akan digunakan untuk proyek energi baru dan terbarukan (EBT), serta konversi sampah menjadi energi (Waste to Energy).
“Ya, pokoknya dananya sudah tercapai Rp50 triliun, fokus untuk Waste to Energy dan juga energi baru terbarukan,” ujar CEO Danantara Indonesia Rosan Roeslani.
Baca juga: Menkeu Purbaya nilai dua wamen cukup "irit gaji"
Baca juga: Purbaya buka kans TKD ditambah pertengahan 2026 jika tak ada kebocoran
Pewarta: Muhammad Heriyanto
Editor: Riza Mulyadi
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.