Shanghai (ANTARA) - Shanghai, pusat ekonomi China, mencatat kinerja perdagangan yang positif dengan negara-negara ASEAN sepanjang 2024.
Berdasarkan statistik Bea Cukai Shanghai, nilai impor dan ekspor kota tersebut ke ASEAN tumbuh 6,9 persen dalam basis tahunan (year on year/yoy).
Pada kuartal pertama (Q1) 2025, perdagangan Shanghai dengan ASEAN mengalami pertumbuhan sebesar 7,1 persen (yoy), yang secara signifikan melampaui level rata-rata perdagangan luar negeri kota tersebut pada periode yang sama.
Pertumbuhan yang terus berlanjut dalam impor dan ekspor antara Shanghai dan ASEAN menunjukkan adanya "kekuatan yang menstabilkan" dalam kerja sama internasional.
Selain kedekatan geografis, implementasi mendalam dari Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional (Regional Comprehensive Economic Partnership/RCEP) dan Kawasan Perdagangan Bebas China-ASEAN (China-ASEAN Free Trade Area/CAFTA) memberikan "manfaat ganda" bagi pertumbuhan berkelanjutan perdagangan antara Shanghai dan ASEAN.
Struktur industri yang saling melengkapi dan perbedaan dalam pembagian kerja industri adalah kekuatan pendorong endogen di balik pertumbuhan berkelanjutan dalam perdagangan antara Shanghai dan ASEAN.
Sebagai contoh, pada 2024, ekspor produk elektromekanik Shanghai ke ASEAN mencapai 162,63 miliar yuan (1 yuan = Rp2.283), meningkat 15,1 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Angka ini menyumbang 63,9 persen dari total ekspor Shanghai ke ASEAN, dengan sirkuit terpadu, ponsel, dan perangkat kontrol listrik memainkan peran penting dalam sektor ini.
Sebaliknya, Shanghai mengimpor produk elektromekanik senilai 166,55 miliar yuan dari ASEAN, mencatatkan peningkatan sebesar 3,7 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Produk ini menyumbang 50,8 persen dari total impor Shanghai dari ASEAN, dengan pertumbuhan substansial dalam impor peralatan manufaktur semikonduktor dan modul tampilan panel datar.

Produk elektromekanik menjadi kategori barang terbesar yang diperdagangkan antara Shanghai dan ASEAN, mencakup lebih dari 60 persen dari total nilai perdagangan.
Dalam hal ini, impor produk elektromekanik sedikit melebihi ekspor, menghasilkan defisit perdagangan yang kecil. Hal ini menunjukkan adanya kerja sama yang erat dalam sektor industri terkait antara Shanghai dan ASEAN, dengan meningkatnya impor dan ekspor yang mendorong kolaborasi yang saling menguntungkan.
Dari perspektif spesifik nasional, Vietnam, Singapura, dan Malaysia menjadi tiga mitra dagang utama Shanghai di ASEAN. Pada 2024, impor dan ekspor Shanghai dengan Vietnam, Singapura, dan Malaysia masing-masing mencapai 132,5 miliar yuan, 119,55 miliar yuan, dan 112,33 miliar yuan, yang mencatatkan pertumbuhan sebesar 17,7 persen, 11,2 persen, dan 5,1 persen (yoy) dibandingkan dengan 2023.
Ketiganya secara kolektif menyumbang 62,5 persen dari total perdagangan Shanghai dengan ASEAN. Sementara itu, Indonesia, sebagai negara dengan jumlah penduduk besar dan emerging market yang penting di ASEAN, mencatatkan perdagangan dengan Shanghai sebesar 82,35 miliar yuan pada 2024.
Pada Q1 2025, perdagangan Shanghai dan Indonesia melonjak 22 persen (yoy), mencapai 22,8 miliar yuan. Hal ini menunjukkan potensi kerja sama yang kuat antara kedua pihak.
Analisis data tahun 2024 menunjukkan bahwa perdagangan antara Shanghai dan ASEAN mencapai 582,79 miliar yuan. Angka ini menyumbang 13,7% dari total perdagangan luar negeri Shanghai, meningkat sebesar 0,7 poin persentase dibandingkan tahun sebelumnya. Dengan pencapaian tersebut, ASEAN kini menjadi mitra dagang terbesar kedua bagi Shanghai, di bawah Uni Eropa.
Penerjemah: Xinhua
Editor: Azis Kurmala
Copyright © ANTARA 2025