Jakarta (ANTARA) - Menteri Perhubungan (Menhub) Dudy Purwagandhi mengumpulkan berbagai pihak lintas sektor untuk memastikan kelancaran angkutan Lebaran 2025 dengan koordinasi yang baik guna mengatasi potensi masalah dalam pelayanan transportasi selama periode mudik dan balik.
"Kami dari Kementerian Perhubungan mengumpulkan para stakeholder. Tujuannya adalah kita koordinasi karena persiapan angkutan Lebaran, pelaksanaannya akan sebentar lagi," kata Menhub usai Rapat Koordinasi Persiapan Angkutan Lebaran 2025 bersama lintas kementerian/lembaga hingga asosiasi dan perusahaan transportasi di Jakarta, Jumat.
Berdasarkan hasil survei yang dilakukan Badan Kebijakan Transportasi (BKT) Kementerian Perhubungan bersama Badan Litbang Kompas didapatkan bahwa sekitar 146,48 juta orang akan melakukan mudik Lebaran 2025/Idul Fitri 1446 Hijriah.
Menhub menekankan perlunya koordinasi lintas sektor dalam menghadapi angkutan Lebaran 2025 sehingga dapat berjalan lancar, aman dan mencegah risiko dari hal-hal yang tidak diinginkan.
"Kita harus mempersiapkan secara matang dan memperhatikan hal-hal yang detail, yang kecil, supaya menghindari terjadinya hal-hal yang tidak kita inginkan," kata dia.
Menurut dia, pergerakan arus mudik akan mulai terjadi pada Jumat 21 Maret 2025, meski kebijakan Work From Anywhere (WFA/bekerja dari mana saja) akan berlaku pada 24 Maret hingga 7 April 2025.
"Kita perkirakan hari Jumat depan, minggu depan itu akan mulai terjadi pergerakan. Walaupun pemberlakuan WFA itu mulai tanggal 24 Maret, namun kami sudah memperkirakan bahwa kemungkinan akan terjadi pergerakan pada hari Jumat tanggal 21 Maret," ujar Menhub.

Menurut dia, persiapan matang menjadi kunci utama dalam menghadapi angkutan Lebaran 2025.
Untuk itu, pihaknya telah mengumpulkan berbagai pemangku kepentingan terkait untuk memastikan seluruh aspek perjalanan mudik, seperti keselamatan, pelayanan, dan keamanan, dapat dipersiapkan dengan baik.
Hal itu agar pemudik dapat menjalani perjalanan dengan aman, selamat dan lancar, baik saat berangkat maupun pada saat arus balik.
Koordinasi intensif antara berbagai pihak dilakukan untuk menyamakan persepsi dan memastikan bahwa setiap aspek angkutan lebaran dapat berjalan dengan baik.
Kementerian Perhubungan menekankan pentingnya persiapan dari seluruh pemangku kepentingan untuk menghadapi tantangan dalam penyelenggaraan angkutan mudik tahun ini.
Sebab masa mudik tahun ini diperkirakan akan berlangsung lebih lama jika pergerakan dimulai pada 21 Maret.
"Kami mengingatkan bahwa sebentar lagi sudah akan menghadapi masa mudik. Dan masa mudik ini cukup panjang dari mulai tanggal 24 (Maret) sampai tanggal 7 (April), malah kalau mungkin dari tanggal 21 (Maret) itu sudah tambah panjang lagi berarti itu, hampir dua minggu lebih," katanya.
Diketahui, rapat koordinasi terbatas itu diikuti Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK), Kemenko Bidang Perekonomian, Kementerian BUMN, Kementerian Agama, Kementerian Ketenagakerjaan, Kementerian Perindustrian, Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT).
Selain itu, perusahaan terkait jalan dan transportasi di antaranya PT Astra Tol Nusantara, PT Citra Marga Nusaphala Persada (Tbk), PT Hutama Karya, Pertamina, Garuda Indonesia, Perum Damri, Pelni, Pelindo, Perum LPPNPI/Airnav Indonesia, Aviasi Pariwisata Indonesia, Angkasa Pura/Injourney Airports, Bakauheni Terbanggi Besar Toll, ASDP, KAI, Jasa Raharja, Jasa Marga serta pihak terkait lainnya yang juga mengikuti secara virtual.
Baca juga: Menhub berencana buka fasilitas pemeliharaan pesawat di Kertajati
Baca juga: Menhub belum terima pengajuan izin operasional Indonesia Airlines
Baca juga: Menhub tekankan pentingnya transformasi digital sektor transportasi
Baca juga: Menhub minta pengusaha dukung kebijakan pembatasan angkutan barang
Pewarta: Muhammad Harianto
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2025