Mendiktisaintek: Pendidikan tinggi memegang kunci Indonesia Emas 2045

12 hours ago 3

Jakarta (ANTARA) - Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek) Brian Yuliarto menekankan bahwa pendidikan tinggi, sains, dan teknologi memegang peran kunci untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045.

Dalam kegiatan Peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2025 di Jakarta, Jumat, Mendiktisaintek mengingatkan bahwa Presiden dan Wakil Presiden RI telah mengamanati misi besar yang terkandung dalam Astacita, yang di antaranya berupa ketahanan nasional melalui swasembada pangan, energi, dan air, penguatan SDM dan pendidikan, hilirisasi dan industrialisasi, kesehatan, hingga kesetaraan gender, penguatan disabilitas, dan ekonomi kreatif.

"Ini sesungguhnya adalah sebuah amanah buat kita semua. Ini adalah sebuah kepercayaan bahwa pendidikan tinggi, sains, dan teknologi memegang peran kunci untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045," katanya.

Baca juga: "Diktisaintek Berdampak" diluncurkan pada peringatan Hardiknas 2025

Menteri Brian menyebutkan berbagai visi tersebut masih menghadapi sejumlah tantangan nyata di masyarakat, seperti adanya anggapan bahwa kuliah di perguruan tinggi itu kurang penting, karena misalnya banyak sarjana yang sulit mendapatkan pekerjaan sesuai bidangnya, hingga akses dan kualitas daerah yang berbeda-beda di setiap daerah.

Pemerintah, lanjut dia, telah berupaya mengurangi berbagai anggapan tersebut dengan menyediakan kuliah gratis melalui program Kartu Indonesia Pintar Kuliah (KIP-K).

"Tetapi kita tidak bisa berhenti di sana. Kita perlu membangun sistem pendidikan tinggi yang berkeadilan, yang relevan, dan juga yang memberikan dampak," ujarnya.

Oleh karena itu, Menteri Brian mengungkapkan pihaknya kini tengah melakukan berbagai upaya transformasi pendidikan tinggi, dengan tujuan agar pendidikan tinggi bisa membuka akses yang seluas-luasnya, memastikan kualitas di satu tempat dengan tempat yang lain bisa terjamin, hingga pendidikan tinggi, sains, teknologi, riset, dan inovasi yang relevan dengan kebutuhan bangsa.

Baca juga: Mendiktisaintek ajak industri di RI berdayakan riset perguruan tinggi

Dalam menjawab berbagai tantangan tersebut, menurut dia, perguruan tinggi harus bisa menghasilkan lulusan yang relevan, membangun ekosistem pembelajaran yang lincah dengan menghubungkan riset, inovasi, dan pembelajaran dengan industri, dunia usaha, dan masyarakat, hingga bekerja dengan kinerja berbasis output, bukan hanya berhenti sampai pada proses.

"Inilah paradigma transformasional yang menjadi fondasi utama dari pendidikan tinggi, sains, dan teknologi yang berdampak," ucapnya.

Oleh sebab itu, Kemdiktisaintek meluncurkan program Diktisaintek Berdampak sebagai lanjutan dari program Kampus Merdeka.

Program ini memiliki visi agar seluruh perguruan tinggi di Indonesia bisa bergandengan tangan bersama dengan pemerintah daerah, industri, UMKM, dan masyarakat yang berada di sekitar kampus untuk berkolaborasi dalam mendorong kemajuan bersama.

Baca juga: Mendiktisaintek dorong kolaborasi kampus dengan industri maritim

"Mari bersama-sama kita memastikan kampus-kampus kita semua berdampak, mahasiswa-mahasiswa melakukan aktivitas yang memberikan dampak, riset dan inovasi yang berjalan tidak berhenti sampai paper, jurnal, atau paten, tetapi lebih dari itu bisa membantu industri-industri yang ada, dan pada akhirnya Indonesia bisa bergerak maju, berbasis ilmu, inovasi, dan tentu keberpihakan kepada masyarakat." tutur Brian Yuliarto.

Pewarta: Sean Filo Muhamad
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |