Mendagri investigasi kayu gelondongan hanyut di banjir Sumatera

1 hour ago 1

Jakarta (ANTARA) - Menteri Dalam Negeri (Mendagri), Tito Karnavian menyebut akan mengumpulkan data-data resmi dan melakukan investigasi soal kayu-kayu gelondongan yang turut hanyut di banjir Sumatera.

"Ada (informasi) yang berkembang bahwa itu katanya illegal logging (pembalakan liar), ada juga yang katanya kayu sudah lapuk, itu belum tahu, saya enggak bisa menjawab sesuatu yang saya sendiri belum melihat, mendapatkan data resmi, dan itu saya perlu investigasi dari aparat penegak hukum yang ada di sana," katanya dalam konferensi pers di Kantor Kemendagri, Jakarta Pusat, Senin.

Baca juga: Anggota DPR minta pemerintah usut kayu gelondongan hanyut saat banjir

Tito menegaskan saat ini pemerintah sedang fokus memberikan bantuan melalui udara dan membuka akses di daerah-daerah yang terisolasi. Presiden Prabowo Subianto juga telah bertolak ke wilayah-wilayah terdampak.

"Hari ini Presiden turun langsung ke Sumatera Barat dan ke Aceh," ujar dia.

Sebelumnya, Anggota Komisi IV DPR RI Daniel Johan meminta pemerintah untuk mengusut kayu-kayu gelondongan yang hanyut saat banjir melanda Aceh, Sumatera Utara, maupun Sumatera Barat.

“Kami mendorong agar pemerintah segera membentuk tim investigasi untuk menelusuri dari mana kayu itu, kenapa bisa hanyut di dalam bencana? Apakah ada pelanggaran? Apakah ada illegal logging (penebangan liar)? Siapa pelakunya?” kata Daniel.

Menurut dia, pembentukan tim investigasi diperlukan dan dapat berdampak secara positif kepada publik maupun pemerintah.

“Tentu ini akan melegakan hati masyarakat, dan akan meningkatkan kepercayaan masyarakat kepada pemerintah,” ujar anggota DPR yang bermitra dengan Kementerian Kehutanan tersebut.

Baca juga: Warga Skouw Sae Papua manfaatkan kayu hanyut untuk cofiring biomassa

Baca juga: PLTU Holtekamp siap jadi solusi energi bersih berkelanjutan di Papua

Sementara itu, Wakil Ketua MPR RI Eddy Soeparno menilai rangkaian bencana di Aceh dan sejumlah wilayah di Sumatera (Sumut dan Sumbar) merupakan tanda nyata bahwa Indonesia sedang menghadapi krisis iklim sekaligus lingkungan.

Eddy mengatakan peningkatan suhu yang signifikan di berbagai kota besar serta perubahan pola cuaca yang tak menentu menjadi indikasi kuat terjadinya perubahan iklim.

“Sudah ada peningkatan suhu di mana-mana. Kita juga tidak lagi tahu kapan harus mengekspektasi hujan atau musim kering,” ujar Eddy.

Pewarta: Lintang Budiyanti Prameswari
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |