Jakarta (ANTARA) - Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso mendorong dibentuknya perjanjian dagang yang lebih komprehensif dengan Mesir untuk memperkuat perekonomian kedua negara.
Dalam pertemuan bilateral Mendag RI dengan Presiden Otoritas Umum untuk Investasi dan Kawasan Bebas Republik Arab Mesir Hossam Heiba di sela rangkaian Trade Expo, Budi menyebut skema usulan Pembentukan Perjanjian Dagang secara bilateral dapat berupa Economic Partnership Agreement (EPA) ataupun Preferential Trade Agreement (PTA).
"Kami mendorong agar perjanjian dagang secara bilateral dapat segera dimulai. Untuk itu, kami harap pertemuan Joint Trade Commitee (JTC) selanjutnya yang rencana diagendakan pada tahun ini dapat segera membahas langkah bagi kedua negara dalam upaya pembentukan perjanjian dagang," ujar Budi dalam keterangannya di Jakarta, Kamis.
Terkait usulan pembentukan perjanjian dagang, lanjut Budi, Indonesia telah membuat acuan pelaksanaan perundingan. Mendag berharap adanya acuan pelaksanaan perundingan dapat mendorong proses perundingan agar dimulai secepatnya.
Baca juga: Mendag: Ekspor ke AS dan China aman meski ada perang dagang
Dalam pertemuan ke-1 JTC sebelumnya pada 2024 di Jakarta, Indonesia dan Mesir sepakat membentuk perjanjian dagang untuk meningkatkan kinerja perdagangan bilateral kedua negara dan akan membuka akses pasar produk potensial Indonesia ke Mesir.
Indonesia dan Mesir juga sepakat untuk mengeksplorasi pembentukan perjanjian kemitraan ekonomi bilateral untuk meningkatkan perdagangan dan investasi antara kedua negara.
Komitmen ini tertuang dalam Pernyataan Bersama (Joint Declaration) Kemitraan Strategis antara Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Republik Arab Mesir.
Pewarta: Maria Cicilia Galuh Prayudhia
Editor: Zaenal Abidin
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.