Mendag: CEPA dengan Kanada dan Uni Eropa perkuat perdagangan global

2 hours ago 2

Jakarta (ANTARA) - Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso menyebutkan penandatanganan perjanjian kemitraan ekonomi komprehensif (CEPA) dengan Kanada dan Uni Eropa menjadi pijakan awal untuk memperkuat posisi perdagangan Indonesia di pasar dunia.

"Penyelesaian IEU-CEPA dan penandatanganan ICA-CEPA adalah titik tolak perjalanan kita untuk memperkuat posisi perdagangan Indonesia di kancah global, terutama dalam kondisi geopolitik dan perdagangan dunia saat ini," ujar Budi dalam pembukaan Strategic Forum ICA-CEPA dan IEU-CEPA di Kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta, Senin.

Budi menjelaskan ekspor Indonesia ke Kanada tercatat 3,5 miliar dolar AS pada 2024, sedangkan dengan Uni Eropa mencapai 30 miliar dolar AS pada tahun yang sama.

Dengan adanya perjanjian ekonomi ini, kata Budi, diharapkan mampu meningkatkan ekspor Indonesia ke Kanada dan Uni Eropa.

Ia juga optimistis CEPA dengan Kanada mampu membuka akses pasar Indonesia menuju kawasan Amerika Utara.

Mendag juga menekankan bahwa akan ada tim khusus yang menangani terkait dengan CEPA, terlebih setelah diimplementasikan.

"Ini penting karena ketika Kanada atau Uni Eropa nanti ingin menanyakan mengenai implementasi di Indonesia seperti apa, sudah ada timnya walaupun nanti secara teknis mungkin ada di kementerian terkait," jelas Budi.

Perjanjian ICA-CEPA ditandatangani di Ottawa, Kanada pada Rabu (24/9/2025). Melalui Indonesia-Canada CEPA, lebih dari 90 persen atau sekitar 6.573 pos tarif Indonesia mendapat preferensi di pasar Kanada.

Produk-produk potensial Indonesia seperti tekstil, alas kaki, furnitur, makanan olahan, elektronik ringan dan elektronik otomotif hingga sarang burung walet diprediksikan akan semakin kompetitif.

Beberapa produk akan langsung menikmati tarif 0 persen saat perjanjian sudah berlaku (entry into force), misalnya makanan olahan, hasil laut, produk kerajinan berbahan serat alam, peralatan rumah tangga, serta granit dan marmer.

Sementara itu, IEU-CEPA ditandatangani di Bali pada Selasa (23/9/2025). Kesepakatan itu mencakup perdagangan barang dan jasa serta investasi Indonesia dan Uni Eropa.

Untuk barang, lanjut dia, kedua pihak berkomitmen untuk menghapus tarif lebih dari 98 persen dan hampir 99 persen dari nilai impor.

Kementeriannya menargetkan ekspor Indonesia ke Uni Eropa naik diperkirakan sekitar 2,5 kali lipat dalam lima tahun mendatang setelah implementasi kesepakatan itu.

Ekspor tersebut mencakup keseluruhan produk Indonesia khususnya yang melibatkan sektor padat karya di antaranya industri kepala sawit, kopi, tekstil, perikanan, elektronik, alas kaki, produk kehutanan termasuk furnitur.

Baca juga: RI Rampungkan CEPA dengan Kanada, Prabowo: Ini suatu terobosan

Baca juga: Ekonom: I-EU CEPA buka peluang ekspor tekstil dan sawit Indonesia

Baca juga: Mendag sebut kemitraan RI-Uni Eropa perluas pasar dan investasi

Pewarta: Maria Cicilia Galuh Prayudhia
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |