Megawati serukan bangun dunia baru berkeadilan dengan Pancasila

3 hours ago 3

Jakarta (ANTARA) - Ketua Umum PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri menyerukan kepada masyarakat dunia untuk membangun tatanan global baru yang berpijak pada nilai kemanusiaan, keadilan, dan kesetaraan dengan Pancasila.

Dalam seminar internasional 70 Tahun Konferensi Asia–Afrika (KAA) di Museum Bung Karno, Blitar, Jawa Timur, Sabtu, ia mengatakan Pancasila bukan sekadar ideologi nasional, melainkan falsafah universal yang mampu menjembatani perbedaan ideologi, ras, maupun kepentingan ekonomi.

“Dunia lama yang dibangun di atas kolonialisme dan imperialisme harus digantikan oleh dunia baru yang berkeadilan,” ucap Megawati, seperti dikutip dari keterangan yang diterima di Jakarta.

Dirinya pun mengacu pada pemikiran Presiden pertama RI Soekarno alias Bung Karno pada Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tahun 1960, di mana guna membangun dunia baru berkeadilan, Bung Karno mempersembahkan Pancasila bagi dunia.

Secara spesifik, kata dia, peran Pancasila sebagai etika global dengan menyeimbangkan antara dunia materiil dan spiritual, antara hak individu dan tanggung jawab sosial, serta antara kedaulatan nasional dan solidaritas antarbangsa.

Megawati berpendapat di tengah krisis moral global, ketimpangan digital, dan konflik geopolitik yang berlarut, dunia membutuhkan nilai universal baru yang tidak berakar pada kekuasaan, tetapi pada kemanusiaan.

“Tanpa dasar moral yang kuat, dunia akan terus diwarnai pertarungan hegemoni sebagaimana perang Rusia–Ukraina dan krisis di Timur Tengah,” kata Megawati.

Baca juga: Megawati kenalkan Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika di Beijing

Dia mengatakan bahwa isu Palestina dan pengakuan kedaulatan kemerdekaan secara mutlak menjadi sorotan utama, sehingga Pancasila bisa menjadi etika global yang memuliakan martabat manusia dan menolak segala bentuk penindasan.

Untuk mewujudkan tatanan dunia yang adil tersebut, Presiden ke-5 RI itu juga menyoroti perlunya reformasi PBB agar benar-benar demokratis dan mewakili seluruh bangsa di dunia.

Dengan falsafah Pancasila, menurut dia, Bung Karno menyerukan pentingnya demokratisasi di PBB dengan menghapuskan hak veto agar setiap bangsa benar-benar setara.

Disebutkan bahwa seruan itu sejalan dengan wacana reformasi Dewan Keamanan PBB yang kini kembali menguat. Laporan United Nations Reform Agenda 2024 menyebutkan lebih dari 70 negara anggota mendukung penghapusan atau pembatasan hak veto karena dianggap menghambat penyelesaian konflik kemanusiaan seperti di Gaza dan Ukraina.

Di sisi lain, Megawati menilai To Build the World Anew alias Membangun Dunia Kembali, sebagaimana seruan Bung Karno, hanya mungkin dilakukan jika dunia menempatkan nilai moral sebagai fondasi utama pembangunan dan kemajuan teknologi.

“Dunia yang baru bukan lah dunia yang tunduk pada mesin dan modal, tetapi dunia yang menempatkan manusia sebagai pusat peradaban,” ucap Megawati.

Baca juga: Megawati angkat pidato Bung Karno di PBB sebagai memori dunia

Baca juga: Megawati ingatkan dunia soal Dasa Sila Bandung dan Palestina

Pewarta: Agatha Olivia Victoria
Editor: Laode Masrafi
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |