Semarang (ANTARA) - Mantan Wali Kota Semarang Hevearita G. Rahayu alias Mbak Ita mengungkapkan dana operasional yang berasal dari iuran kebersamaan pegawai Bapenda Kota Semarang merupakan tradisi sejak wali kota sebelumnya, Hendrar Prihadi alias Hendi
"Bu Iin (Kepala Bapenda Indriyasari) yang memberi rincian, tambahan operasional juga diberikan ke sekda, DPRD, asisten," kata Mbak Ita saat diperiksa sebagai terdakwa dalam sidang lanjutan kasus dugaan korupsi di lingkungan Pemerintah Kota Semarang di Pengadilan Tipikor, Semarang, Rabu.
Indriyasari, lanjut dia, menyebut uang operasional itu juga diberikan sejak wali kota sebelumnya.
Mbak Ita mengaku tidak pernah menuliskan nominal sebesar Rp300 juta untuk tambahan operasional. Besaran nominal Rp300 juta diberikan oleh Indriyasari dan sudah berkali-kali ditawarkan kepadanya.
Terdakwa juga mengakui empat kali menerima tambahan uang operasional yang diberikan setiap tiga bulan itu.
Baca juga: Wakil Wali Kota Semarang diperiksa di sidang korupsi Mbak Ita
Total uang tambahan operasional yang diterima sebesar Rp1,2 miliar pada kurun waktu akhir tahun 2022 hingga 2023.
Terhadap uang-uang yang diterima itu, Mbak Ita telah mengembalikan kepada Indriyasari dalam dua tahap.
Ia mengaku mengembalikan uang tersebut karena penerimaan itu disebut tidak sesuai dengan hati nuraninya.
Dalam keterangannya, Mbak Ita mengaku tidak pernah memerintahkan bawahannya untuk tidak menghadiri panggilan penyelidikan KPK.
"Saya sampaikan saat itu kepada yang mendapat undangan panggilan KPK. Kalau memang tidak bisa hadir, ya silakan menyampaikan pemberitahuan," katanya dalam sidang yang dipimpin Hakim Ketua Gatot Sarwadi itu.
Baca juga: Kadisdik Semarang: Suami Mbak Ita minta anggaran Rp20 miliar
Selain itu, dia juga mengaku tidak pernah memerintahkan bawahannya untuk menghancurkan dokumen maupun telepon seluler saat ada penyelidikan KPK.
Mbak Ita menyebut sebagai seorang wali kota, dirinya harus mengayomi anak buahnya yang panik akibat penyelidikan KPK tersebut.
Di pengujung pembuktian perkara dugaan korupsi di lingkungan Pemerintah Kota Semarang itu, Mbak Ita menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat Kota Semarang serta memohon doa restu agar diberikan yang terbaik dalam menghadapi persoalan hukum tersebut.
Dia berharap majelis hakim yang mengadili perkara ini bisa memberikan yang terbaik.
Baca juga: Saksi: Suami Wali Kota Semarang minta jatah disertai mutasi massal
Baca juga: Saksi: Kepala Bapenda Semarang tawarkan lanjutan penarikan iuran pegawai
Pewarta: Immanuel Citra Senjaya
Editor: Didik Kusbiantoro
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.