Jakarta (ANTARA) - Majelis Rektor Perguruan Tinggi Negeri Indonesia (MRPTNI) menyatakan komitmen penuh dalam mendukung Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek) dalam upaya peningkatan akses dan mutu pendidikan tenaga medis di tanah air.
"Patut kita syukuri, hari ini telah diluncurkan proses percepatan peningkatan jumlah pendidikan dokter spesialis melalui sistem kesehatan akademik," kata Ketua MRPTNI sekaligus Rektor Universitas Negeri Gorontalo (UNG) Eduart Wolok di Jakarta, Selasa.
Eduart menyebutkan upaya Kemdiktisaintek bersama Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dan pemangku kepentingan terkait lainnya dalam membentuk sistem kesehatan akademik berperan sebagai suatu pendekatan dan model kemitraan strategis antara penyelenggara pendidikan, fasilitas pelayanan kesehatan, dan wilayah.
Ia menilai inisiasi ini dimaksudkan untuk mewujudkan kemandirian daerah dalam pemenuhan tenaga medis dan tenaga kesehatan.
"Kolaborasi lintas sektor ini akan menjadi langkah nyata untuk memperluas akses pendidikan tenaga medis, khususnya dokter spesialis, dengan tetap mengedepankan mutu," ujarnya.
Melalui strategi kemitraan sistem kesehatan akademik, Eduart menilai perguruan tinggi yang memiliki program pendidikan dokter spesialis yang sudah mapan akan berperan sebagai pembina bagi perguruan tinggi dengan program yang masih baru.
Baca juga: Indonesia-Kanada sepakati penempatan perdana PMI tenaga medis
Baca juga: DPR minta RS perketat seleksi tenaga medis imbas kasus dokter PPDS
Dengan cara ini, lanjut dia, diharapkan kapasitas pendidikan dokter spesialis dapat ditingkatkan secara merata di berbagai wilayah.
Eduart menegaskan bahwa sinergi ini tidak hanya akan menambah jumlah dokter spesialis, tetapi juga memprioritaskan penempatan dokter di daerah-daerah yang selama ini masih kekurangan tenaga medis.
"Harapannya, melalui pendidikan kemitraan, putra-putri terbaik bangsa dapat menempuh pendidikan spesialis di daerah tempat mereka akan bertugas dan mengabdi," ucap Eduart Wolok.
Diketahui, Kemdiktisaintek bermitra dengan Asosiasi Institusi Pendidikan Kedokteran Indonesia (AIPKI) yang mengoordinasikan 57 FK untuk pembukaan 148 prodi baru dokter spesialis dan subspesialis, serta dengan lebih dari 350 rumah sakit di tahun 2025-2026.
Dengan akselerasi ini, diharapkan terjadi peningkatan jumlah kuota mahasiswa menjadi lebih dari 8.000 orang pada tahun 2026 atau meningkat dua kali lipat, sehingga terdapat peningkatan lulusan menjadi lebih dari 6.000 per tahun pada tahun 2030.
Kegiatan ini juga sekaligus bagian dari program strategis Diktisaintek Berdampak, yang tercantum dalam Rencana Strategis Kemdiktisaintek, dan juga sebagai implementasi dari Undang-Undang (UU) Nomor 17 Tahun 2023 dan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 28 Tahun 2024.
Dengan peningkatan akses dan mutu pendidikan tenaga medis, kualitas layanan kesehatan nasional diharapkan semakin merata dan dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat Indonesia.
Baca juga: Kemdiktisaintek luncurkan program akselerasi pendidikan tenaga medis
Baca juga: Darurat jantung Indonesia dan urgensi pelatihan tenaga medis
Pewarta: Sean Filo Muhamad
Editor: Riza Mulyadi
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.