Jakarta (ANTARA) - Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LPEM FEB UI) memproyeksikan Bank Indonesia (BI) mempertahankan suku bunga acuannya (BI-Rate) di level 5,5 persen pada Juli 2025.
Ekonom LPEM UI Teuku Riefky di Jakarta, Rabu, mengatakan bahwa hal tersebut diperlukan untuk menjaga stabilitas rupiah, terutama usai inflasi meningkat dari 1,6 persen year-on-year (yoy) pada Mei 2025 menjadi 1,87 persen yoy pada Juni 2025.
"Pada Juni 2025, inflasi sedikit meningkat menjadi 1,87 persen yoy, didorong oleh kendala dari sisi pasokan pada komoditas pangan utama dan berlanjutnya tekanan harga pada produk barang dan jasa, terutama perhiasan emas," ujarnya.
Ia mengatakan tekanan inflasi dapat meningkat lebih lanjut dengan dimulainya tahun ajaran baru, peningkatan pengeluaran untuk liburan, dan penerapan harga bahan bakar nonsubsidi yang lebih tinggi.
Selain itu, Riefky menyatakan dampak dari ketegangan geopolitik yang terus berlanjut dan penerapan tarif resiprokal Amerika Serikat (AS) masih terus membayangi prospek perekonomian global serta dapat membebani arus modal dan stabilitas nilai tukar.
Ia mengatakan meskipun terdapat arus keluar modal asing dari pasar obligasi dan pasar saham, rupiah terapresiasi sebesar 0,22 persen month-to-month (mtm), didukung oleh pelemahan dolar AS.
Bank sentral Amerika Serikat, Federal Reserve atau The Fed, juga terus mengadopsi pendekatan wait and see karena dampak penuh dari kebijakan tarif resiprokal belum terlihat.
Per Juni 2025, the Fed masih mempertahankan suku bunga acuannya di kisaran 4,25 persen hingga 4,50 persen, yang mana suku bunga tersebut telah dipertahankan sejak Desember 2024.
"Mempertimbangkan perkembangan ini, kami melihat bahwa Bank Indonesia perlu mempertahankan BI-Rate di level 5,5 persen pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) bulan Juli untuk menjaga stabilitas rupiah," kata Teuku Riefky.
Baca juga: Ekonom catat konsensus pasar terbelah antara BI-Rate turun atau tetap
Baca juga: Analis: Bank sentral mungkin pangkas suku bunga lagi akibat tarif AS
Baca juga: BI beri sinyal pemangkasan suku bunga lanjutan usai dua kali turun
Pewarta: Uyu Septiyati Liman
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.