Kabupaten Bandung (ANTARA) - Lembaga Pengelola Dana Bergulir (LPDB) Koperasi memberikan relaksasi pinjaman kepada koperasi mitra yang terdampak bencana banjir dan longsor di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat.
Direktur Utama LPDB Koperasi Krisdianto menyebutkan bahwa hingga saat ini tercatat sembilan koperasi mitra yang terdampak bencana di wilayah Sumatra, dengan jumlah terbanyak berada di Aceh termasuk di wilayah Bener Meriah dan Takengon.
“Dari total semua mitra kita, yang kena bencana di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat, total ada sembilan. Koperasi mitra kami (LPDB). Ini bukan termasuk KDMP, ya, karena KDMP masih baru,” kata Krisdianto saat dijumpai di Kabupaten Bandung, Jabar, Senin.
Ia menambahkan bahwa relaksasi ini diberikan melalui penangguhan pembayaran pinjaman hingga maksimal satu tahun tanpa menghapus kewajiban pokok pinjaman.
LPDB juga memberikan opsi kepada mitra untuk memperpanjang tenor pinjaman atau mempertahankan tenor dengan penyesuaian besaran angsuran. Skema tersebut diserahkan kepada masing-masing koperasi sesuai dengan kemampuan pemulihan usaha.
Adapun dari lima koperasi mitra di Aceh, Krisdianto menyebutkan bahwa dua koperasi telah mengajukan penundaan angsuran dan disetujui dengan rata-rata masa relaksasi enam bulan. Selama periode tersebut, koperasi tidak diwajibkan membayar cicilan pokok agar tidak terbebani pascabencana.
Baca juga: LPDB yakin penyaluran dana Rp1,6 T ke koperasi tercapai di akhir tahun
Sementara tiga koperasi lainnya di Aceh hingga kini belum dapat dihubungi meski LPDB telah berkoordinasi dengan pengurus, pengawas, hingga Dinas Koperasi dan UKM setempat. LPDB berharap kondisi koperasi tersebut segera membaik dan dapat kembali menjalin komunikasi.
Terkait dampak bencana di Sumatera terhadap kinerja lembaga akibat adanya mitra yang terdampak, Krisdianto menyatakan pihaknya masih melakukan kajian lebih lanjut. Namun sejauh ini, LPDB menilai dampaknya kemungkinan bersifat terbatas dan tidak signifikan terhadap kinerja LPDB secara nasional.
Mendekati akhir tahun, LPDB meyakini realisasi penyaluran dana bergulir kepada koperasi dapat mencapai target yang sebesar Rp1,6 triliun hingga akhir 2025. Berdasarkan data terakhir, ujar Krisdianto, penyaluran sudah mencapai sekitar Rp1,5 triliun dan diharapkan dapat tercapai hingga akhir tahun.
Krisdianto menyampaikan, mayoritas penyaluran dana LPDB diarahkan ke sektor riil dengan porsi minimal 80 persen dari total pembiayaan. Sementara sisanya dialokasikan untuk pembiayaan simpan pinjam koperasi yang dinilai masih dibutuhkan untuk mendukung kebutuhan modal anggota koperasi.
Untuk diketahui, plafon pinjaman yang dapat diberikan LPDB kepada koperasi berkisar antara Rp500 juta hingga Rp250 miliar. Untuk kredit investasi, tenor pinjaman dapat mencapai 10 tahun, sedangkan pembiayaan modal kerja memiliki tenor maksimal lima tahun.
Meski menyalurkan pembiayaan dalam jumlah besar, Krisdianto memastikan bahwa LPDB tetap menerapkan prinsip kehati-hatian karena dana yang dikelola bersumber dari APBN. Dengan tingkat kepatuhan pengembalian yang tinggi, rasio kredit bermasalah (NPL) LPDB berhasil dijaga rendah, yakni dengan kisaran di bawah 3 persen.
Pewarta: Rizka Khaerunnisa
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.


















































