Kunjungan Xi ke Malaysia pererat hubungan dan tingkatkan kepercayaan

1 week ago 14
Situs Berita News Pagi Tepat Online

Kuala Lumpur (ANTARA) - Presiden China Xi Jinping tiba di Kuala Lumpur pada Selasa (15/4) sore watu setempat dalam rangka kunjungan kenegaraan ke Malaysia.

Xi disambut dengan hangat oleh Perdana Menteri (PM) Malaysia Anwar Ibrahim di Bandar Udara Internasional Kuala Lumpur.

Dalam sebuah pernyataan tertulis yang dirilis pada saat kedatangannya, Xi mengungkapkan harapan agar kunjungan itu dapat membuahkan hasil yang bermanfaat, yang selanjutnya akan membuka babak baru "50 Tahun Emas" bagi hubungan bilateral kedua negara.

China dan Malaysia merayakan 50 tahun terjalinnya hubungan diplomatik antara keduanya pada 2024.

Pada 2023, Xi bertemu dengan Anwar di Beijing, dan kedua pemimpin negara itu sepakat untuk bersama-sama membangun komunitas China-Malaysia dengan masa depan bersama.

Malaysia menjadi negara tujuan kedua dari tur Asia Tenggara yang dilakukan oleh Presiden, dan setelahnya Xi dijadwalkan menuju ke Kamboja. Kunjungan tersebut merupakan kunjungan keduanya ke Malaysia sebagai kepala negara China.

Dalam kunjungan tersebut, Xi akan berdiskusi dengan Raja Malaysia Sultan Ibrahim Sultan Iskandar dan PM Anwar mengenai hubungan bilateral, serta isu-isu internasional dan regional yang menjadi perhatian bersama.

"Kunjungan Presiden Xi itu akan terus memperkuat hubungan bilateral dan memperluas kolaborasi strategis antara kedua negara," kata Lee Pei May, seorang pakar politik di International Islamic University Malaysia.

"Malaysia dan China adalah dua negara bertetangga yang hubungannya akan terus menguat, yang mampu bertahan dalam ujian waktu dan kesulitan," ujar Lee.

China terus menjadi mitra dagang terbesar Malaysia selama 16 tahun berturut-turut, dengan volume perdagangan mencapai level tertinggi sepanjang masa sebesar 212,04 miliar dolar AS pada 2024.

Dalam beberapa tahun terakhir, buah-buahan tropis Malaysia seperti durian, manggis, dan nangka menjadi semakin populer di kalangan konsumen China.

Dalam sebuah artikel bertanda tangan yang diterbitkan di media Malaysia menjelang kedatangannya, Xi menggambarkan China dan Malaysia sebagai "tetangga bersahabat lintas lautan."

Dia mendesak kedua belah pihak untuk "memegang kendali yang kuat" pada kemudi strategis yang memandu persahabatan bilateral.

Xi pun menyoroti bagaimana China dan Malaysia membuat keputusan untuk menjalin hubungan diplomatik lebih dari setengah abad yang lalu dengan "menembus kegelapan Perang Dingin."

"China akan bekerja sama dengan Malaysia dan negara-negara ASEAN lainnya untuk memerangi kekuatan tersembunyi geopolitik dan konfrontasi berbasis kubu, serta kekuatan unilateralisme dan proteksionisme yang melawan arus, sesuai dengan tren historis perdamaian dan pembangunan," tulis Xi.

Malaysia merupakan negara ASEAN pertama yang menjalin hubungan diplomatik dengan China. Malaysia tahun ini memegang jabatan ketua ASEAN.

Azmi Hassan, seorang peneliti senior di Nusantara Academy for Strategic Research, sebuah lembaga penelitian setempat, menyebut bahwa China terus memberikan manfaat bagi Malaysia dan sejumlah mitra dagang ASEAN lainnya, terutama melalui berbagai inisiatif termasuk Inisiatif Sabuk dan Jalur Sutra (BRI), yang memberikan akses stabil dan berjangka panjang ke pasar China.

Kunjungan Xi dilakukan pada saat yang tepat untuk memperkuat hubungan ekonomi dan perdagangan di tengah ketidakpastian global, kata Hassan.

Pada kuartal pertama 2025, ASEAN mempertahankan posisinya sebagai mitra dagang terbesar China, dengan total nilai perdagangan mencapai sekitar 234,17 miliar dolar AS.

Selain itu, ASEAN menyumbang 16,6 persen dari total nilai perdagangan luar negeri China, menurut Administrasi Umum Kepabeanan China (GAC).

Kunjungan Presiden Xi memiliki arti penting yang tidak hanya mencakup hubungan bilateral, kata Ong Tee Keat, presiden Kaukus Inisiatif Sabuk dan Jalur Sutra untuk Asia-Pasifik.

"Kunjungan ini akan memberikan dampak yang besar pada hubungan ASEAN-China, menyuntikkan momentum baru ke dalam pembangunan dan stabilitas regional," katanya.

Pewarta: Xinhua
Editor: Yuni Arisandy Sinaga
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |