KSAL: Kapal hibah dari Jepang selesai dibangun tahun depan

12 hours ago 2
Hibah kapal Jepang sudah disetujui oleh DPR, dan nantinya memakan waktu kurang lebih satu tahun sampai satu setengah tahun untuk pembangunannya

Jakarta (ANTARA) - Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Muhammad Ali memperkirakan kapal patroli hasil hibah dari Jepang akan selesai dibangun dan datang ke Indonesia tahun depan.

"Hibah kapal Jepang sudah disetujui oleh DPR, dan nantinya memakan waktu kurang lebih satu tahun sampai satu setengah tahun untuk pembangunannya," kata Ali di Sekolah Staf Komando dan Angkatan Laut (Seskoal), Cipulir, Jakarta Selatan, Rabu.

Proses tersebut harus dilakukan lantaran kapal tersebut diberikan dalam kondisi baru.

Setelah selesai dibangun, TNI AL akan melengkapi dua kapal patroli tersebut dengan persenjataan yang diproduksi dari dalam negeri.

Setelah dilengkapi senjata, Ali mengatakan kapal tersebut akan ditugaskan di kawasan Ibu Kota Nusantara (IKN) untuk menjaga kawasan maritim ibu kota baru.

Dengan adanya kapal tersebut, Ali yakin kekuatan maritim Indonesia akan semakin meningkat dalam menjaga kedaulatan laut Indonesia.

Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) menyetujui permohonan Kementerian Pertahanan dan Tentara Nasional Indonesia (TNI) untuk menerima hibah dua kapal patroli dari Jepang.

"Komisi I DPR RI menyetujui penerimaan hibah kapal patroli dari Official Security Assistance (OSA) Jepang sebagaimana surat Menhan RI kepada Ketua DPR RI Nomor B/2573/M/XII-2024 tanggal 27 Desember 2024," kata Ketua Komisi I DPR RI Utut Adianto pada Rapat Kerja bersama Menteri Pertahanan, Panglima TNI, dan tiga Kepala Staf TNI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (4/2).

Menhan Sjafrie Sjamsoeddin menjelaskan bahwa terdapat sejumlah urgensi untuk menerima dua kapal patroli dari Jepang tersebut.

Pertama, kapal tersebut penting untuk menjaga delapan choke point atau titik sempit di wilayah Indonesia.

Baca juga: Komisi I DPR setujui Kemenhan-TNI terima dua kapal patroli dari Jepang

Baca juga: Menhan: Dua kapal patroli hibah dari Jepang akan ditempatkan di IKN

Baca juga: Menhan tekankan hibah dua kapal dari Jepang bukan transaksional

"Ini penting sekali untuk diketahui karena sebagaimana suatu rumah kalau pintu-pintunya tidak dijaga bisa kemasukan maling," ujar Menhan.

Kedua, alat utama sistem senjata (alutsista) tersebut sesuai dengan kebutuhan Indonesia karena kapal itu memiliki panjang 18 meter, lebar 5 meter, dan kecepatan mencapai 40 knot, serta berkapasitas sebanyak dua awak kapal dan 14 penumpang.

"Sebetulnya ini menjadi spesifikasi yang kami dengan senang hati menerima hibah dari Pemerintah Jepang," tuturnya.

Selain itu, Menhan mengatakan ada empat aspek penting dalam penerimaan dua kapal patroli tersebut, yakni strategis, politis, teknis, dan efisiensi.

Pada kesempatan sama, Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto menjelaskan bahwa dua kapal patroli tersebut memenuhi kebutuhan patroli yang lebih efektif dan efisien di wilayah pesisir, perairan teritorial, ataupun perairan wilayah Indonesia.

Panglima menjelaskan alutsista tersebut dapat memperkuat pengawasan dan pengendalian terhadap keamanan laut Indonesia.

Lalu dari aspek ekonomi dapat menghemat biaya pengadaan, efisiensi biaya operasional, dan optimasi alokasi anggaran.

Kemudian aspek politis, memiliki dampak terhadap hubungan diplomatik Indonesia dengan Jepang sehingga berdampak pada stabilitas politik dalam negeri.

"Aspek geografis, memberikan efek pengganda dalam mengamankan wilayah pesisir Indonesia sekaligus memantau lalu lintas maritim, serta keberadaan ALKI (Alur Laut Kepulauan Indonesia)," kata Agus.

Pewarta: Walda Marison
Editor: Chandra Hamdani Noor
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |