Kupang (ANTARA) - Wakil Gubernur Nusa Tenggara Timur Johni Asadoma menerima sejumlah keluhan dari korban erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki di Kecamatan Wulanggitang, Kabupaten Flores Timur salah satunya masalah biaya pendidikan anak-anak karena mereka diterpa bencana alam dan masih di kamp pengungsian.
Beberapa keluhan yang disampaikan kepada Johni Asadoma saat berdialog dengan para korban erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki, Rabu, yakni kesulitan biaya pendidikan bagi anak-anak terutama mereka yang akan melanjutkan kuliah, termasuk mahasiswa yang saat ini masih menempuh pendidikan tinggi.
"Kunjungan kerja ini sudah direncanakan sejak beberapa waktu lalu, namun karena terkendala kondisi alam, serta beberapa agenda lainnya baru dapat terlaksana hari ini. Saya ingin melihat keadaan dan kondisi masyarakat, serta mendengarkan secara langsung isi hati warga-warga di posko-posko pengungsian," katanya.
Baca juga: BNPB janjikan bangun 500 hunian tetap untuk korban erupsi Lewotobi
Dalam kunjungan tersebut Wagub Johni melakukan peninjauan kondisi masyarakat yang berada di lokasi Posko Pengungsian Bokang Wolomatang, dan Posko Pengungsian Konga di Kabupaten Flores Timur.
Permasalahan lain yang disampaikan para korban juga soal kewajiban keuangan kepada bank dan koperasi. Sejumlah pengungsi memiliki pinjaman yang kini sulit mereka lunasi akibat kehilangan mata pencaharian.
Mereka meminta agar pemerintah dapat memfasilitasi dialog dengan pihak perbankan untuk mencari solusi atau bentuk keringanan lainnya.
Yang terakhir terkait pemulihan ekonomi, adanya penyediaan lapangan kerja untuk menumbuhkan kembali ekonomi masyarakat. Para korban erupsi mengungkapkan sebagian besar hasil kebun rusak akibat bencana, sehingga mereka kehilangan sumber penghasilan utama.
Merespon keluhan masyarakat tersebut Wagub Johni menyampaikan bahwa pemerintah memahami kondisi sulit yang sedang dihadapi. Untuk persoalan pendidikan, ia meminta agar dilakukan pendataan terkait jumlah anak-anak yang akan menempuh pendidikan tinggi sehingga pemerintah bisa memetakan bentuk dukungan yang mungkin diberikan.
Baca juga: 250 keluarga korban erupsi Lewotobi pindah ke rumah hunian sementara
Wagub Johni juga menjelaskan bahwa saat ini peningkatan kualitas pendidikan ada hal utama yang terus diupayakan pemerintah.
"Pemerintah akan tetap mengupayakan agar pembangunan dan peningkatan kualitas pendidikan tetap dilaksanakan, tanpa ada batasan meskipun di tengah kondisi bencana yang dihadapi, akses pendidikan bagi anak-anak harus terus diupayakan dengan baik. Saya juga memberikan apresiasi, di tengah kondisi sulit seperti ini, bapak dan mama tetap memikirkan pendidikan anak-anak," jelasnya.
Terkait permasalahan utang warga kepada bank dan koperasi, Wagub menjelaskan bahwa bank memiliki aturan dan regulasi tersendiri yang tidak bisa diintervensi secara langsung oleh pemerintah. Namun demikian, ia menyebut bahwa ada sistem yang memungkinkan keringanan atau penjadwalan ulang kewajiban, dan hal ini dapat difasilitasi lebih lanjut.
Baca juga: BNPB: Dampak erupsi Lewotobi meluas, jumlah pengungsi bertambah
Sementara itu, dalam upaya pemulihan ekonomi, Wagub menekankan pentingnya memanfaatkan program padat karya pemerintah yang sudah berjalan di Flores Timur. Menurutnya, program-program ini dapat menjadi pintu masuk bagi masyarakat untuk kembali mendapatkan penghasilan.
"Masukan, kritik, serta keluhan yang disampaikan telah saya tampung akan saya sampaikan dan tindaklanjuti ditingkat pemerintah provinsi, bahkan bila perlu akan saya koordinasikan hingga ke pemerintah pusat," ungkapnya.
Kemudian saat menyambangi warga di masing-masing tenda pengungsian, Wagub Johni menyampaikan agar masyarakat dapat tetap tenang dan sabar, dalam menghadapi masalah terutama dalam kondisi bencana, sebab pemerintah akan selalu bekerja keras dalam membantu masyarakat menghadapi persoalan ini.
Baca juga: 900 KK korban erupsi Lewotobi menerima ketetapan lahan relokasi
Baca juga: Badan Geologi: Lava muncul di kawah Lewotobi, potensi erupsi eksplosif
Pewarta: Kornelis Kaha
Editor: Indra Gultom
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.