Jakarta (ANTARA) - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) memperkuat fungsi Kapal Madidihang 03 sebagai sarana pendidikan dan riset kelautan guna mencetak sumber daya manusia unggul dan siap pakai di sektor perikanan nasional.
Direktur Politeknik Ahli Usaha Perikanan (AUP) Ani Leilani mengatakan Kapal Madidihang dimanfaatkan mahasiswa program studi teknologi penangkapan ikan, permesinan perikanan, serta teknologi pengolahan sumber daya perairan untuk pelatihan.
"Kapal ini sangat bermanfaat untuk meningkatkan kompetensi peserta didik kami. Yang mana Taruna kami ini di satuan pendidikan yang lebih banyak jumlahnya dibandingkan politeknik KP (kelautan perikanan) yang lain," kata Ani dalam media tour di Kapal Madidihang, Muara Baru, Jakarta, Rabu.
Kapal Madidihang 03 merupakan armada yang digunakan Politeknik Ahli Usaha Perikanan (AUP), salah satu politeknik di bawah Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BPPSDMKP) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), untuk pelatihan dan riset.
Peserta didik program studi penangkapan ikan dibekali keahlian navigasi dan olah gerak kapal, serta wajib menempuh pelayaran selama satu tahun setengah untuk mendapatkan sertifikat keahlian nautika kapal penangkapan ikan (angkapin).
Program pelatihan itu menyiapkan lulusan sebagai nakhoda, perwira kapal, maupun manajer pelaku usaha perikanan dengan pengalaman pelayaran nyata bersama mitra pemilik kapal swasta.
Selain kapal latih, Madidihang 03 juga difungsikan sebagai kapal riset, mendukung dosen dan mahasiswa dalam penelitian laut dalam, oseanografi, hingga pengolahan hasil sumber daya pesisir.
Kapal Madidihang telah digunakan dalam kerja sama riset salah satunya dengan PT Aman Nusantara yang serta melibatkan dosen dan taruna dalam penelitian bersama.
Lebih lanjut Ani mengatakan segera mengajukan penambahan kapal latih baru kepada KKP, karena jumlah peserta didik yang besar dan animo tinggi terhadap program pendidikan vokasi kelautan, khususnya program diploma empat.

Sementara itu, Nakhoda Kapal Madidihang 03 Rafith menjelaskan Kapal Madidihang dibangun di Spanyol tahun 2009 dan tiba di Indonesia pada 2010, awalnya difungsikan sebagai kapal latih perikanan sebelum ditambah fungsinya menjadi kapal riset sejak 2024.
Kapal sepanjang 50 meter dan lebar 10 meter ini mampu berlayar internasional selama 30 hari tanpa henti, membawa 90 penumpang yang mulai taruna, 30 kru dan dosen.
Pembelajaran di kapal mengadopsi model kampus terapung, memungkinkan taruna menggabungkan teori dan praktik langsung di laut, termasuk navigasi, mesin, pemetaan dan penggunaan alat tangkap tuna untuk latihan profesional.
Taruna juga dilibatkan dalam riset perikanan seperti pengambilan sedimen laut dalam hingga 4.000 meter, serta mempelajari ekosistem laut, termasuk menghitung kerusakan terumbu karang akibat kapal kandas.
Kapal Madidihang dilengkapi teknologi navigasi tercanggih di Asia Tenggara, radar Alfa ganda, peta digital dan sistem remote yang mampu mendeteksi pergerakan kapal lain hingga jarak 10 kilometer.
Selain pelatihan taruna, Kapal Madidihang juga terbuka bagi masyarakat umum untuk edukasi kelautan hingga kebutuhan kreatif seperti prewedding, sebagai bentuk pemanfaatan maksimal aset negara untuk publik.
Baca juga: KKP perkuat SDM tata kelola laut percepat wujudkan ekonomi biru
Baca juga: KKP perkuat SDM kelautan lewat kerja sama China dan SEAFDEC
Baca juga: RI-Korsel bangun aliansi penguatan SDM dan ketenagakerjaan perikanan
Pewarta: Muhammad Harianto
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.