Jakarta (ANTARA) - Kementerian Kelautan dan Perikanan menegaskan komitmen memperkuat budidaya berkelanjutan sebagai bagian dari program ekonomi biru untuk memastikan udang Indonesia memiliki kualitas premium dan daya saing tinggi di pasar internasional.
Direktur Ikan Air Payau Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya KKP Fernando Jangguran Simanjuntak mengatakan dari sisi hulu, pihaknya terus memperkuat program ekonomi biru dengan fokus pada pengembangan kegiatan budidaya berkelanjutan sebagai salah satu langkah strategis menjaga mutu dan keberlanjutan sektor perikanan.
"Di mana di situ salah satunya adalah melakukan pembangunan kegiatan budidaya yang berkelanjutan, salah satu komoditasnya adalah udang," kata Fernando dalam jumpa pers Perkembangan Penanganan Isu Cesium-137 pada Produk Udang Indonesia di Jakarta, Kamis.
Ia menyampaikan Indonesia kini telah kembali mengekspor udang ke Amerika Serikat setelah melalui berbagai langkah penguatan mutu usai polemik cemaran radioaktif Cesium-137.
Menurut dia, keberhasilan ekspor tersebut menjadi bukti nyata sinergi antara pemerintah dan pelaku budi daya dalam menjaga kualitas, keamanan pangan, dan keberlanjutan lingkungan di sektor perikanan nasional.
Melalui Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya, KKP terus mengintensifkan program pendampingan petambak dengan penerapan sertifikasi dan praktik budidaya ikan yang baik agar setiap produk memiliki jaminan mutu dan keamanan.
"Sehingga ada jaminan mutu terhadap produk-produk yang dihasilkan," ujarnya.
Fernando menekankan peningkatan efisiensi dan efektivitas proses budidaya menjadi fokus utama agar udang hasil petambak Indonesia tidak hanya aman dikonsumsi, tetapi juga ramah lingkungan dan bernilai tinggi
Ia menambahkan, komitmen KKP dalam menjaga kualitas udang Indonesia dilakukan secara menyeluruh dari hulu hingga hilir untuk memastikan produk yang dihasilkan memenuhi standar pasar global yang ketat.
"Sehingga udang yang dihasilkan petambak kita, udang yang dihasilkan oleh Indonesia adalah udang-udang dengan kualitas mutu yang terbaik dan yang premium, ini bisa mendukung kualitas udang kita di pasar internasional," jelasnya.
Dengan langkah konsisten tersebut, KKP optimistis udang Indonesia akan terus menjadi komoditas unggulan yang mampu bersaing di pasar dunia serta membawa manfaat ekonomi bagi petambak dan masyarakat pesisir.
"Komitmen kita Kementerian Kelautan dan Perikanan cukup jelas dan tentu ini harus kami kawal terus sehingga udang kita seperti tadi yang saya sampaikan memang menjadi udang yang terbaik mungkin di dunia," katanya.
Kepala Badan Pengendalian dan Pengawasan Mutu Hasil Kelautan dan Perikanan (Badan Mutu) KKP Ishartini memberi keterangan kepada awak media terkait Perkembangan Penanganan Isu Cesium-137 pada Produk Udang, di Jakarta, Kamis (6/11/2025). ANTARA/HariantoDi tempat yang sama, Kepala Badan Pengendalian dan Pengawasan Mutu Hasil Kelautan dan Perikanan (Badan Mutu) KKP Ishartini menegaskan setiap produk perikanan yang diekspor telah melalui sistem pengawasan berlapis untuk memastikan kualitas dan keamanan.
Ia menyampaikan sistem pengawasan dibangun secara menyeluruh dari hulu hingga hilir, dimulai dari kegiatan sertifikasi yang dilaksanakan bersama Direktorat Jenderal Perikanan Budidayan KKP.
Tahapan pengawasan juga mencakup perbenihan, pembesaran, penggunaan pakan dan obat, serta koordinasi distribusi dengan petugas pengawas distribusi hasil perikanan untuk memastikan setiap rantai pasok berjalan sesuai standar.
"Distribusi kita koordinasi juga dengan teman-teman PDS (Direktorat Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan/PDSPKP), bagaimana supplier," jelasnya.
Selain itu, pengawasan juga diterapkan di unit pengolahan ikan, di mana setiap bahan baku diperiksa secara ketat, terutama untuk produk udang yang saat ini termasuk dalam daftar pengawasan atau yellow list.
Baca juga: KKP ungkap upaya atasi Cs-137 sehingga kembalikan kepercayaan AS
Baca juga: KKP targetkan 200 kontainer udang diekspor ke AS pasca-isu Cs-137
Baca juga: KKP gencarkan diversifikasi pasar ekspor udang perkuat posisi global
Pewarta: Muhammad Harianto
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.


















































