Cirebon (ANTARA) - Mereka berangkat pagi-pagi, membawa bekal dan doa untuk mencari segenggam uang. Namun siang harinya, kabar yang datang bukan soal rezeki, melainkan duka.
Gunung Kuda yang mereka percaya bisa menopang hidup, justru menelan nyawa.
Suasana pagi di area tambang galian C Gunung Kuda di Desa Cipanas, Cirebon, Jawa Barat, tampak seperti biasanya pada Jumat (30/5).
Truk kosong mengantre di area tambang, menunggu giliran memuat batu.
Para pekerja tambang hingga kuli angkut dengan tubuh dibasuh keringat dan debu memulai aktivitas seperti hari-hari sebelumnya. Tak ada tanda bahwa itu akan menjadi pagi terakhir bagi sebagian dari mereka.
Sekitar pukul 10.00 WIB, gemuruh terdengar dari atas bukit. Tebing batu setinggi puluhan meter ambruk dalam sekejap.
Longsor datang seperti palu godam, menenggelamkan truk hingga ekskavator, dan mengubur belasan tubuh pekerja yang tak sempat meminta tolong.
Setelahnya, kabar soal peristiwa longsor di Gunung Kuda menyebar ke mana-mana. Bahkan selang beberapa jam, lokasi area tambang itu dikerumuni warga yang penasaran.
Kemudian, sekitar pukul 13.00 WIB, tim penyelamat dari unsur TNI, Polri, Basarnas dan BPBD tiba di lokasi.
Gari polisi pun dipasang, area disterilkan, serta proses pencarian dan evakuasi korban saat itu juga dilakukan.
Di sekitar Gunung Kuda, sirine ambulans meraung tak henti. Di balik garis polisi, belasan keluarga menunggu dengan mata bengkak dan wajah pucat.

Harapan serta duka saling berebut ruang, sementara waktu terus berjalan, tanpa memberi jawaban cepat.
Medan curam dan labil, tak menyurutkan upaya tim penyelamat untuk terus menggali sampai mengerahkan alat berat.
Baca juga: Wamensos pastikan pemerintah hadir tangani longsor di Gunung Kuda
Editor: Sapto Heru Purnomojoyo
Copyright © ANTARA 2025