Keutamaan belajar sabar dalam menjalankan ibadah puasa

4 hours ago 2

Jakarta (ANTARA) - Kesabaran adalah kunci utama dalam menjalankan ibadah puasa. Tidak hanya sekadar menahan lapar dan haus, puasa juga mengajarkan kita untuk mengendalikan diri dari berbagai godaan, baik fisik maupun emosional.

Rasulullah saw bahkan mengibaratkan puasa sebagai separuh dari kesabaran, menegaskan betapa eratnya hubungan antara keduanya. Rasulullah saw bersabda:

"Puasa itu separuh dari sabar." (HR. At-Turmudzi)

Hadis ini menunjukkan bahwa puasa dan kesabaran memiliki hubungan yang erat. Menjalankan ibadah puasa membutuhkan kesabaran, dan kesabaran yang kuat juga akan membantu seseorang dalam menjalani puasa dengan baik.

Puasa sebagai bentuk latihan kesabaran

Bulan Ramadhan adalah waktu terbaik untuk melatih kesabaran. Menurut Imam Maiduddin, sabar berarti menahan diri dari ketidaksabaran dan ketidakpuasan, menjaga lisan dari mengeluh, serta menahan seluruh anggota tubuh dari hal-hal yang tidak baik. Puasa adalah salah satu bentuk nyata dari kesabaran ini karena di saat melakukan puasa kita menahan lapar, haus, serta hawa nafsu demi menjalankan perintah Allah.

Imam Ibnu Rajab Al-Hambali membagi sabar menjadi tiga jenis:

  • Sabar dalam ketaatan kepada Allah
  • Sabar dalam menjauhi hal-hal yang diharamkan
  • Sabar dalam menghadapi ujian dan cobaan hidup

Menariknya, dalam ibadah puasa, ketiga jenis kesabaran ini hadir secara bersamaan. Kita bersabar dalam menjalankan perintah Allah, bersabar dalam menahan diri dari hal-hal yang diharamkan, serta bersabar dalam menghadapi rasa lapar, haus dan kelelahan.

Mengapa kesabaran penting dalam berpuasa?

Allah berfirman dalam Al Quran:

"Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa." (QS. Al-Baqarah: 183)

Ayat ini menegaskan bahwa puasa adalah bentuk ibadah yang harus dijalankan dengan penuh kesabaran. Namun, dalam praktiknya terdapat banyak tantangan yang harus dihadapi, baik dari dalam diri maupun dari lingkungan sekitar.

Dari dalam diri, seseorang harus menahan godaan makan yang tidak teratur, kebiasaan berkata kotor, atau melakukan hal-hal yang dapat mengurangi pahala puasa. Sementara itu, dari lingkungan sekitar, ada banyak faktor yang dapat menguji kesabaran, seperti melihat orang lain makan, bekerja dalam kondisi lelah, atau menghadapi berbagai situasi yang memancing emosi.

Rasulullah saw juga mengingatkan:

"Berapa banyak orang berpuasa yang tidak mendapatkan apa-apa kecuali lapar dan dahaga." (HR. Ahmad)

Hal ini terjadi karena mereka hanya menahan diri dari makan dan minum, tetapi tidak menahan diri dari perkataan dusta, fitnah, dan perbuatan tercela lainnya.

Kesabaran bukan hanya membantu seseorang dalam menahan godaan saat berpuasa, tetapi juga meningkatkan kualitas ibadah. Dengan bersabar, seseorang akan lebih ikhlas menjalankan puasa, lebih mampu mengendalikan emosinya, serta lebih fokus dalam meningkatkan ketakwaannya kepada Allah. Sebagaimana sabda Rasulullah saw:

"Barangsiapa yang tidak meninggalkan perkataan dusta dan selalu mengamalkannya, maka Allah Ta’ala tidak butuh kepada puasanya." (HR. Al-Bukhari)

Artinya, puasa yang dilakukan tanpa menjaga ucapan dan perbuatan akan kehilangan esensinya. Oleh karena itu, kesabaran adalah benteng dari kualitas ibadah seseorang. Tanpa kesabaran, puasa hanya akan menjadi sekadar menahan lapar dan haus.

Baca juga: Berikut tips sahur sehat agar tidak mudah lapar saat puasa

Baca juga: Sinta Nuriyah buka puasa bersama komunitas Tionghoa di Jember

Baca juga: 7 kebiasaan tidak baik saat puasa yang harus dihindari

.

Pewarta: Allisa Luthfia
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |