Jakarta (ANTARA) - Ketua Komisi VI DPR RI Anggia Ermarini mengapresiasi kinerja PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) atau Antam yang terus bertumbuh, dan meminta Antam untuk memperkuat pengawasan internalnya.
"Kalau kami lihat kinerja, itu hampir semuanya naik, ya. Trennya naik. Itu yang kami apresiasi. Kami senang sekali," ujar Anggia dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Direktur Utama PT Mineral Industri Indonesia (Persero) beserta subholding, di Jakarta, Kamis.
Anggia sempat menyinggung ihwal permasalahan keaslian emas Antam yang ramai dibicarakan di masyarakat. Apabila dibiarkan, hal tersebut dikhawatirkan menjadi penyebab turunnya kepercayaan terhadap perusahaan tersebut.
Oleh karena itu, Anggia meminta agar standar operasional prosedur (SOP) perusahaan dapat dievaluasi. Ia juga meminta agar Antam memperketat verifikasi terkait spesifikasi produk yang dikeluarkan guna memastikan produk yang dihasilkan betul-betul sesuai standar.
Terkait hal tersebut, Direktur Utama PT Antam Nico Kanter menegaskan komitmen Antam dalam perbaikan tata kelola dan menjamin keaslian produk emas Antam.
“Proses pengolahan emas Antam merupakan satu-satunya yang tersertifikasi oleh LBMA (London Bullion Market Association) di Asia Tenggara. Proses tersebut selalu diaudit setiap tahun. Oleh karena itu, jika ada yang mengatakan bahwa emas dari Antam itu palsu, itu tidak mungkin,” ujar Nico.
Dalam kesempatan tersebut, Nico mengatakan bahwa Antam dalam segi operasi dan juga profitabilitas berkomitmen untuk tumbuh, meski ada tantangan pasar dan juga regulasi.
"Sebenarnya tantangan utama kita penurunan itu adalah harga global dan yang paling besar adalah tantangan terkait dengan RKB," kata Nico pula.
Oleh karena itu, Nico menilai dukungan Komisi VI penting dalam hal penyusunan regulasi dan kemudahan perizinan guna mendukung keberlanjutan bisnis Antam.
Nico juga berharap mendapat dukungan penuh dari Komisi VI terkait program hilirisasi yang dijalankan Antam, termasuk mendorong proyek strategis nasional pengembangan ekosistem baterai EV atau kendaraan listrik. Hal tersebut bertujuan untuk meningkatkan nilai tambah dan diversifikasi produk dari komoditas nikel Antam.
Selain nikel, juga terdapat program hilirisasi bauksit dalam Proyek SGAR Mempawah di Kalimantan Barat, serta untuk komoditas emas berupa proyek pengembangan kapasitas produksi manufaktur logam mulia di JIIPE Gresik.
Penjualan yang dilakukan oleh Antam sepanjang Januari-September 2024 mencapai Rp43,2 triliun. Capaian penjualan pada periode itu terpantau meningkat dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2023 lalu yang tercatat mencapai Rp30,90 triliun.
Pada sisi lain, laba bersih perusahaan terhitung dari Januari hingga September 2024 sebesar Rp2,23 triliun. Capaian tersebut terhitung lebih rendah bila dibandingkan dengan laba bersih perusahaan pada periode yang sama pada tahun sebelumnya yang mencapai Rp2,84 triliun.
Baca juga: Harga emas Antam 13 Maret naik Rp12.000 menjadi Rp1,714 juta per gram
Baca juga: MIND ID butuh capex Rp19,9 triliun untuk jalankan program 2025
Pewarta: Putu Indah Savitri
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2025