Ketika jaringan tak menyentuh ujung Negeri

5 hours ago 5
Ketika sebagian warga tak bisa mengakses layanan dasar karena sinyal tidak ada, kita sedang menyaksikan ketertinggalan yang tidak sah.

Mataram (ANTARA) - Pagi itu, di sebuah desa terpencil di kaki gunung di Pulau Sumbawa, seorang guru menyalakan laptopnya, bersiap untuk memulai kelas daring. Namun, yang muncul hanyalah satu bar sinyal yang bergerak lambat, nyaris tak memberi harapan. Pelajaran pun harus ditunda.

Di tepi laut, nelayan desa yang ingin memasarkan hasil tangkapan melalui aplikasi digital menghadapi kendala serupa. Foto-foto ikan segar tak bisa diunggah karena koneksi yang putus-putus.

Kisah-kisah seperti ini bukan sekadar ilustrasi semata, tapi mencerminkan realitas yang masih dialami banyak warga di Indonesia, khususnya di wilayah terpencil.

Akses telekomunikasi yang terbatas bukan hanya soal ketidaknyamanan digital, tetapi menyentuh aspek fundamental kehidupan sehari-hari seperti pendidikan, ekonomi, kesehatan, dan hak atas informasi.

Tanpa koneksi yang memadai, anak-anak kehilangan kesempatan belajar secara optimal, pedagang kesulitan menjangkau pasar, dan masyarakat tidak bisa memanfaatkan layanan kesehatan tele-medis.

Data terbaru menunjukkan bahwa pada 2025, di Nusa Tenggara Barat (NTB) terdapat sekitar 33 lokasi blank spot dan 124 kawasan dengan sinyal lemah. Angka-angka ini menegaskan bahwa pemerataan akses digital belum menjadi kenyataan.

Koneksi yang tersendat bukan sekadar persoalan teknis, melainkan soal keadilan sosial dan kesempatan yang setara bagi seluruh warga negara.

Setiap sudut negeri seharusnya bisa merasakan manfaat dari transformasi digital, karena hak untuk terhubung kini setara dengan hak untuk belajar, bekerja, dan berkembang.

Cerita guru dan nelayan di Sumbawa menjadi simbol dari tantangan besar ini, sekaligus pengingat bahwa pembangunan infrastruktur telekomunikasi yang merata adalah bagian dari janji kemajuan yang inklusif bagi seluruh masyarakat Indonesia.

Baca juga: Gubernur terpilih Iqbal temui Menteri Komdigi bahas blank spot di NTB

Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |